Futures Saham AS Melemah, Pasar Bersiap Hadapi Pekan Sibuk Laporan Keuangan
NEW YORK, investortrust.id – Futures saham Amerika Serikat bergerak melemah pada perdagangan Minggu malam (28/4/2025) waktu setempat. Pasar bersiap menghadapi pekan sibuk laporan keuangan kuartal pertama 2025.
Baca Juga
Sentimen Tarif Trump Memburuk, Dow Futures Terjun 1.400 Poin
Futures terkait Dow Jones Industrial Average turun 60 poin atau 0,1%. Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq 100 futures masing-masing melemah 0,2%.
Pada pekan ini, lebih dari 180 emiten yang tergabung dalam indeks S&P 500 dijadwalkan merilis laporan keuangannya, termasuk empat dari "Magnificent Seven", yaitu Amazon, Apple, Meta Platforms, dan Microsoft.
Selain itu, sejumlah emiten besar seperti Visa, Coca-Cola, Eli Lilly, hingga Berkshire Hathaway juga akan menjadi perhatian pasar.
Berdasarkan data FactSet, sejauh ini sekitar 73% perusahaan yang telah melaporkan hasil keuangannya berhasil mengungguli ekspektasi analis, sedikit di bawah rata-rata lima tahun sebesar 77%. Namun, ekspektasi untuk kinerja kuartal II dan setahun penuh mulai mengalami penurunan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Pekan ini juga menjadi pekan perdagangan terakhir di bulan April, yang diwarnai volatilitas tinggi akibat rencana tarif besar-besaran Presiden Donald Trump. Ketidakjelasan arah kebijakan tarif, yang sebagian besar masih bersifat tentatif, turut membebani sentimen pasar.
Baca Juga
Saham Berjangka AS Turun Setelah Wall Street Catat Pekan Negatif
Secara kinerja bulanan, hingga saat ini indeks S&P 500 tercatat turun 1,5%, Dow Jones melemah 4,5%, sementara Nasdaq Composite justru menguat tipis 0,5%. Indeks S&P 500 sempat memasuki fase pasar bearish pada 7 April lalu, sebelum mengalami sedikit pemulihan, meski belum mampu menembus level resistance teknikal utama.
“Walaupun terlalu dini untuk mengonfirmasi berakhirnya tekanan pada aset beta tinggi, rebound dari level support utama baru-baru ini menjadi sinyal awal potensi pergeseran ke arah risk-on,” ujar Adam Turnquist, Chief Technical Strategist LPL Financial, seperti dikutip CNBC.
Pelaku pasar diperkirakan akan mencermati laporan kinerja korporasi, pergerakan tarif impor, serta dinamika kebijakan moneter global dalam menentukan arah pergerakan indeks selanjutnya.

