Cetak Rekor Gemilang di 2024! Aset DBS Bank Indonesia Melonjak 21% dan NPL Turun Signifikan
JAKARTA, Investortrust.id – DBS Bank Indonesia menunjukkan kinerja keuangan solid sepanjang 2024, dengan sejumlah indikator utama mencatatkan pertumbuhan positif. Sejalan dengan itu, DBS Bank Indonesia membidik nasabah prioritas dengan strategi digital.
Total aset bank meningkat signifikan sebesar 21% menjadi Rp 136,88 triliun pada 2024 dari sebelumnya Rp 112,97 triliun pada 2023. Pertumbuhan aset ini mencerminkan penguatan fundamental bank dan kepercayaan pasar terhadap prospek bisnis DBS di Indonesia.
Adapun DBS Bank Indonesia salah satu nominator Besk Bank untuk kategori Bank Umum-KBMI II (Modal Inti lebih dari Rp 6 triliun-Rp 14 triliun) pada ajang Bank Award Investortrust 2025 di Hotel Sultan Jakarta pada 25 Juni 2025.
Baca Juga
DBS Indonesia dan UOB Indonesia Kucurkan Pinjaman Rp6,7 Triliun, Terbesar bagi Pusat Data
Dilansir dari laporan keuangan 2024 DBS Bank Indonesia dikutip Investortrust.id, Senin (9/6/2025), salah satu pendorong utama peningkatan aset adalah portofolio kredit mencapai Rp 73,75 triliun pada 2024 atau naik 16,3% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit yang sehat ini menunjukkan kemampuan bank dalam melakukan ekspansi kredit secara selektif dan berkualitas.
Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) pada 2024 juga tumbuh menjadi Rp 89,20 triliun, naik 5,85% dibandingkan 2023. Meskipun pertumbuhan DPK lebih moderat dibanding kredit, rasio loan to deposit ratio (LDR) justru turun menjadi 94,08% dari 107,7%, menandakan pengelolaan likuiditas lebih sehat dan berimbang.
Kualitas aset bagus, risiko kredit terjaga
Prestasi yang paling mencolok adalah penurunan tajam pada rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross dari 0,84% pada 2023 turun 21% menjadi hanya 0,15% di 2024. Ini merupakan salah satu rasio NPL terendah di industri perbankan Indonesia, yang mencerminkan kualitas pembiayaan sangat baik dan manajemen risiko kredit yang disiplin.
Meski laba operasional turun menjadi Rp 1,91 triliun pada 2024 dari Rp 2,18 triliun dan laba bersih menurun ke Rp 1,49 triliun pada 2024 dari Rp 1,69 triliun, sejumlah indikator menunjukkan arah positif. Return on assets (ROA) meningkat dari 0,49% menjadi 0,73%, mencerminkan efisiensi penggunaan aset yang lebih baik.
Sementara itu, rasio efisiensi operasional atau BOPO membaik menjadi 92,35%, turun dari 95,83% pada 2023. Hal ini menandakan perbaikan dalam pengelolaan biaya. Sedangkan penurunan net interest margin (NIM) dari 9,45% pada 2023 menjadi 7,34% pada 2024 dipengaruhi tekanan suku bunga dan persaingan dalam penyaluran kredit. Namun hal itu masih berada pada level tinggi dibandingkan banyak bank lain di segmen yang sama.
Di pos pendapatan bunga bersih tumbuh signifikan sebesar 18% menjadi Rp 5,98 triliun pada 2024, mendukung kekuatan inti bisnis bank.
Sementara rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) atau kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) berada pada level 44,4% pada 2024, meski turun dari 61,7% pada 2023. Namun, masih jauh di atas ketentuan minimum regulator. Hal ini menunjukkan DBS memiliki ruang luas untuk ekspansi bisnis dan tahan terhadap tekanan pasar.
Sebagai bagian dari grup perbankan terkemuka di Asia, DBS Bank Indonesia unggul dalam inovasi digital, pengelolaan risiko, dan efisiensi operasional dibandingkan dengan banyak bank konvensional lokal.
Strategi digital-first dan pendekatan berbasis data memungkinkan DBS menekan rasio NPL dan meningkatkan efisiensi operasional lebih cepat dibandingkan bank sejenis.
Nasabah prioritas
Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi segmen affluent dan high net worth individuals (HNWI) yang terus bertumbuh. Menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pada Desember 2024, nominal rekening dengan simpanan di atas Rp 500 juta bertumbuh 4%, dari Rp 6,3 triliun menjadi Rp 6,5 triliun. Selain itu, jumlah rekening dengan nominal di atas Rp 500 juta bertumbuh 4,4 persen, dari 1,5 juta rekening menjadi 1,6 juta rekening.
Sebagai mitra manajemen kekayaan tepercaya, Bank DBS Indonesia berkomitmen mendampingi nasabah prioritas dalam mengambil setiap peluang untuk mengoptimalkan aset investasi dan bisnis, sekaligus membantu mereka memperluas kekayaan dan mengokohkan jejak finansial hingga lintas generasi.
Baca Juga
Bank DBS Indonesia Gandeng Easycash Tingkatkan Penyaluran Kredit
Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom membagikan beberapa strategi yang diterapkan Bank DBS Indonesia melalui DBS Treasures dan Treasures Private Client untuk mendukung nasabah prioritas, di antaranya:
1. Menghadirkan konektivitas se-Asia & jaringan global untuk memperluas cakrawala investasi & bisnis nasabah
Bank DBS Indonesia memahami bahwa setiap nasabah memiliki kebutuhan finansial yang unik, baik sebagai individu maupun pemilik bisnis. Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia menghadirkan solusi yang mengintegrasikan wealth management dengan perbankan korporasi guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan aset hingga ekspansi bisnis. Nasabah pun diperlengkapi dengan insight pasar berbasis data, solusi manajemen bisnis digital, serta opsi pendanaan yang fleksibel.
2. Membuka akses terhadap insights dari pakar yang dapat diandalkan, baik dari dalam dan luar negeri
Di tengah keadaan pasar yang kian dinamis dan kompleks, informasi dan insights yang akurat menjadi kunci untuk mengoptimalkan kekayaan. Untuk ini, Bank DBS Indonesia memiliki tim ahli regional, Chief Investment Office (CIO) yang aktif menganalisis setiap sinyal, yang selanjutnya dipertajam oleh tim ahli di setiap negara untuk menjadi strategi manajemen kekayaan yang dipersonalisasi bagi tiap nasabah.
3. Menghadirkan relationship manager & tim ahli berpengalaman dengan strategi yang tajam
Untuk memastikan setiap keputusan finansial yang diambil selaras dengan tujuan jangka panjang, nasabah perlu menyikapi wawasan dan insights yang sebelumnya didapatkan oleh para pakar dengan bijak. Relationship manager dan tim ahli yang dimiliki Bank DBS Indonesia pun mengambil peran untuk mengkurasi setiap sinyal, insights, dan peluang untuk diolah menjadi strategi yang tajam, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
4. Memberikan beragam produk perbankan bagi nasabah
Setelah menerima insights dari pakar dan mendiskusikan strategi untuk mengoptimalkan kekayaan bersama relationship manager, nasabah kini memiliki seluruh informasi yang mereka butuhkan untuk menerapkan strategi tersebut dan memanfaatkan produk perbankan yang ditawarkan Bank DBS Indonesia.
5. Memastikan keamanan bertransaksi yang dapat diandalkan
Nasabah prioritas memiliki aset yang besar dan seringkali melakukan transaksi bernilai tinggi, sehingga rentan akan kejahatan finansial, seperti penipuan, peretasan akun, atau pencurian identitas. Oleh karena itu, menjaga keamanan transaksi sangat penting untuk melindungi kekayaan, privasi, dan kenyamanan.
Bank DBS Indonesia pun telah menerapkan teknologi dua faktor autentikasi (2FA) dan know your customer (KYC), yang dilakukan dengan memanfaatkan fitur face recognition yang terintegrasi langsung dengan Dukcapil, memastikan bahwa data nasabah yang digunakan untuk membuka rekening adalah autentik.

