OJK Dukung Upaya BTPN Syariah Perkuat Pemberdayaan Perempuan di NTB
MATARAM, investortrust.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mendorong peningkatan literasi keuangan di wilayahnya, khususnya di kalangan perempuan. Meski tingkat inklusi keuangan telah mencapai 80%, angka literasi keuangan perempuan masih berada di kisaran 65%, lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Deputi Kepala OJK Provinsi NTB Dhita Listya Mardianing mengungkapkan bahwa hasil tersebut merupakan bagian dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) terbaru yang dilakukan bersama Badan Pusat Statistik (BPS). NTB menjadi salah satu wilayah sampling dalam survei tersebut.
"Angka inklusi kita tinggi, tapi literasi masih tertinggal. Ini menjadi tantangan besar, terutama bagi perempuan yang merupakan segmen prioritas dalam program edukasi kami," ujarnya dalam acara Festival Si Tepat yang digelar BTPN Syariah di Taman Budaya Provinsi NTB, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (16/5/2025).
Baca Juga
Festival Si Tepat BTPN Syariah Ajang Selebrasi Pemberdayaan Masyarakat Inklusi
OJK NTB kini menggencarkan edukasi keuangan dengan metode Training of Trainers (TOT), bekerja sama dengan berbagai organisasi perempuan di daerah. Namun, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) menjadi kendala utama dalam menjangkau seluruh wilayah NTB secara langsung.
“Kami memiliki keterbatasan SDM sehingga belum bisa menjangkau seluruh daerah. Karena itu, kami galakkan TOT agar para peserta dapat menyalurkan kembali edukasi kepada komunitas masing-masing,” ucap Dhita.
Saat ini, TOT masih menyasar kalangan guru penggerak di Pulau Lombok. Ke depan, OJK menargetkan pelatihan serupa untuk kelompok perempuan secara lebih luas. Terkait materi yang diberikan, edukasi mencakup pengelolaan keuangan keluarga dan pemahaman terhadap produk serta jasa keuangan formal. Pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan dan pengetahuan untuk menjadi instruktur yang efektif, yang meliputi teknik pengajaran, manajemen kelas, dan evaluasi peserta.
Baca Juga
Ruang Tepat BTPN Syariah Wujudkan Kolaborasi dalam Pemberdayaan Umat
Sementara itu, OJK NTB mendorong sinergi lebih lanjut dengan lembaga keuangan penyalur seperti BTPN Syariah untuk mendorong peningkatan literasi keuangan di kalangan perempuan.
BTPN Syariah dikatakan Direktur BTPN Syariah Dwiyono Bayu Winantio, perseroan melihat perempuan memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan ekonomi. Oleh karena itu, perempuan perlu mendapatkan akses keuangan hingga pengetahuan yang optimal karena memberikan efek jangka panjang.
"Kami percaya perempuan berdaya, keluarga akan ikut berdaya, para perempuan tangguh akan melahirkan generasi yang baik dan berkualitas, yang akan ikut memengaruhi perekonomian dalam jangka panjang," ungkapnya.
Salah satunya dengan menggelar Festival Si Tepat. Festival ini bukan hanya sekadar ajang kumpul, namun panggung untuk memperkenalkan para nasabah yang merupakan perempuan-perempuan tangguh yang sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dan tumbuh bersama BTPN Syariah.
Selain edukasi, OJK NTB juga mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), serta inisiatif pengembangan ekonomi dan kemanusiaan. Program ini bertujuan memetakan potensi ekonomi daerah yang berorientasi ekspor dan meningkatkan kapasitas usaha masyarakat.
“Kami tidak hanya fokus pada literasi, tapi juga mendukung pengembangan ekonomi lokal agar masyarakat, terutama perempuan, bisa naik kelas secara ekonomi,” pungkasnya.
Seperti diketahui, peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia kembali mencatat capaian positif. Dalam hasil SNLIK 2025 yang diumumkan pada Jumat (2/5/2025), OJK bersama BPS melaporkan adanya lonjakan signifikan dalam pemahaman dan akses masyarakat terhadap layanan keuangan.
Tingkat literasi keuangan nasional kini mencapai 66,46%, naik dari 65,43% pada tahun sebelumnya. Sementara itu, tingkat inklusi keuangan turut meningkat menjadi 80,51%, dari sebelumnya 75,02%.
Di mana, tingkat inklusi keuangan perempuan masih bersaing dengan laki-laki. Dalam metode berkelanjutan, indeks inklusi keuangan laki-laki tercatat 80,73%, sementara perempuan 80,28%. Adapun secara keseluruhan, indeks inklusi literasi dari kedua gender itu mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

