Antisipasi Ketidakpastian Global, Begini Strategi Investasi Allianz Indonesia di 2025
JAKARTA, investortrust.id - Kebijakan terkait tarif dagang yang akan diberlakukan pemerintahan Donald Trump berpotensi memicu volatilitas di pasar modal. Sebagai upaya untuk mengantisipasi ketidakpastian global, Allianz Indonesia menerapkan strategi dinamis dan mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko.
Chief Investment Officer Allianz Indonesia Ni Made Daryanti optimistis bahwa peluang investasi masih tetap ada asalkan dikelola dengan pendekatan yang cermat dan berorientasi jangka panjang sehingga bisa mendapatkan imbal hasil yang optimal.
“Allianz Indonesia terus memantau dampak kebijakan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi dan pasar modal Indonesia dengan tetap menerapkan pendekatan fundamental, strategi yang dinamis, dan mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko,” ujarnya, dalam keterangan pers, belum lama ini.
Baca Juga
Allianz Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan Lewat Edukasi Sustainable Fashion
Dampak dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), lanjut Made, meningkatkan volatilitas pasar saham dan obligasi yang memicu aksi jual, serta meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan. Oleh sebab itu, Allianz Indonesia menyesuaikan strategi investasinya terutama pada subdana berbasis saham dengan pendekatan tactical underweight dan selectively defensive.
“Kami telah memposisikan portofolio kami secara keseluruhan pada kondisi yang defensif, dan dalam proses pemilihan kami terus mendukung perusahaan yang memiliki neraca yang kuat dan tata kelola perusahaan yang baik,” katanya.
Sementara untuk sub dana berbasis pendapatan tetap, Allianz Indonesia memilih posisi yang netral dengan mempertimbangkan tingginya volatilitas dan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang tidak terlalu agresif.
Baca Juga
The Fed dan Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga sejak September 2024, masing-masing sebesar 100 bps dan 25 bps. Allianz sendiri memproyeksikan masih ada ruang penurunan hingga 50 bps lagi pada 2025.
Di lain sisi, kata Made, dinamika dalam negeri seperti implementasi kebijakan fiskal, revisi UU TNI, dan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara juga turut dipantau secara ketat karena akan memengaruhi iklim investasi domestik.
“Allianz Indonesia memandang bahwa bisnis asuransi jiwa masih dibutuhkan untuk proteksi selama tahapan kehidupan nasabah, contohnya atas risiko penyakit kritis dan lainnya, sehingga perlu dilihat dengan sudut pandang through the cycle atau jangka panjang,” ucap Made.

