Investasi Melambat, Pengamat: Perbankan Ditantang untuk Kucurkan Kredit ke Sektor yang Mampu Serap Banyak Tenaga Kerja
JAKARTA, investortrust.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi melambat 2,12% secara tahunan pada kuartal I-2025. Kondisi ini terjadi karena investor menunggu kepastian di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pengamat Perbankan Paul Sutaryono pun berbagi pandangannya terkait kondisi ini. Dari sisi perbankan, Paul menjelaskan bahwa pada umumnya bank tetap akan menyalurkan kredit dengan tidak menunggu perekonomian membaik terlebih dahulu.
"Namun, sudah barang tentu bank akan lebih mengerem pada sektor-sektor yang memiliki rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tinggi," ujar Paul saat dihubungi investortrust.id, Selasa (6/5/2025).
Selain itu, kata Paul, bank juga ditantang untuk mengucurkan ke sektor-sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Menurut Paul, karena dengan tetap mengucurkan kredit demikian, bank akan membantu sektor riil untuk tetap bergerak.
"Dengan demikian, upaya itu sangat diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Paul.
Sebelumnya diberitakan investortrust.id, PMTB relatif melambat karena investor kemungkinan masih wait and see dengan perkembangan ekonomi global. Hal itu diutarakan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Selain itu, Amalia menyebut pola penanaman modal atau investasi pada awal tahun yang biasanya relatif tak terlalu tinggi dibandingkan kuartal berikutnya. Setidaknya ini terlihat pada PMTB kuartal I 2024 yang relatif rendah, namun mulai meningkat pada kuartal-kuartal selanjutnya.
Pada kuartal I-2024, investasi secara tahunan hanya 3,78%, namun mengalami kenaikan menjadi sebesar 4,42% secara tahunan pada kuartal II-2024, dan selanjutnya kembali mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% secara tahunan pada kuartal III-2024, dan berikutnya bertumbuh 5,03% secara tahunan pada kuartal IV-2024.
Sementara itu, di tengah kondisi ketidakpastian global, banyak pelaku usaha yang merevisi target pertumbuhannya. Meski begitu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap optimistis industri perbankan masih akan mencatatkan pertumbuhan kredit hingga 11% di akhir 2025.
“Untuk kredit perbankan, kami dari awal tahun ini sudah menyampaikan 9%-11%,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, kepada media di sela-sela Konferensi Nasional yang digelar OJK, di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Optimisme tersebut, lanjut Mahendra, masih didasarkan pada rencana bisnis bank (RBB) yang diterima OJK, dan hingga saat ini, dari sejumlah dialog dan diskusi dengan industri perbankan tidak ada perubahan RBB di tengah kondisi ketidakpastian yang sedang terjadi. “Belum ada perubahan karena dialog dan diskusi juga tidak menunjukkan RBB yang kami terima terkini menunjukkan adanya perubahan,” katanya.

