Tabungan Emas Bullion Bank Melonjak, BSI: Minat Masyarakat Menabung Makin Tinggi
JAKARTA, investortrust.id - Plt Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI Bob Tyasika Ananta mengungkap, minat masyarakat untuk menabung emas semakin tinggi. Ia menyebut hal itu tercermin dari minat masyarakat Indonesia terhadap program tabungan di bank emas atau bullion bank.
Menurut Bob Tyasika, BSI telah mencatat total emas yang terkumpul melalui bullion bank mencapai sekitar 250 kilogram per bulan hingga periode April 2025. Ia menambahkan, angka tersebut melonjak drastis dibandingkan saat awal peluncuran bullion bank, di mana jumlah emas yang terkumpul masih berkisar 25 kilogram per bulan.
"Awalnya masih 25 per kilo, sekarang emas yang berhasil dikumpulkan mencapai sekitar 250 kilogram," katanya dalam konferensi pers, di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Bos BSI itu menjelaskan tingginya masyarakat untuk mengikuti program tabungan emas bank BSI dipengaruhi oleh kenaikan tren harga emas. Secara umum masyarakat menilai emas menjadi instrumen investasi yang paling aman di tengah ketidakpastian perekonomian global.
"Tren harga emas yang cenderung naik akhir-akhir ini juga menjadi pemicu utama," ujarnya.
Baca Juga
Bos BSI Sambangi Erick Thohir, Bahas Persiapan RUPST?
Kemudian Bob Tyasika menjelaskan kemudahan akses program tabungan emas juga menjadi pendorong masyarakat. Saat ini, masyarakat dapat mengakses program tabung emas melalui aplikasi BYOND. Aplikasi tersebut dilengkapi dengan fitur untuk menjual emas.
"Konsep bank emas BSI mengedepankan pendekatan peer to peer. Masyarakat bisa langsung transaksi lewat aplikasi, membeli, menyimpan, atau menjual emas secara real time," tandasnya.
Menurut Bob Tyasika, peningkatan transaksi program bank emas ini turtut mendongkrak kinerja BSI di kuartal I-2025. Di awal tahun ini, BSI mencatatkan peningkatan laba bersih Perseroan menjadi Rp 1,88 triliun, tumbuh 10% secara year on year (YoY).
Dari sisi pertumbuhan, per posisi Maret 2025 bisnis emas di BSI melesat 81,99% (YoY) ke level Rp14,33 triliun. Cicil emas mendominasi pertumbuhan bisnis emas mencapai Rp 7,37 triliun tumbuh 168,64% YoY, Gadai Emas mencapai Rp 6,96 triliun tumbuh 35,65% YoY. Bisnis emas mampu memberikan kontribusi fee based income perusahaan sebesar 17,81%. Pendapatan fee based lainnya dari bisnis e-channel dan treasury juga meningkat.
Baca Juga
BSI Tekankan Komitmen ESG, Siapkan Fasilitas Khusus bagi Jemaah Haji
Bob mengakui bisnis berbasis emas menjadi penting karena merupakan bagian dari pertumbuhan anorganik dan menjadi krusial disaat kondisi ekonomi yang cukup menantang saat ini.
Pada kesempatan yang sama Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi catatan kinerja Bullion Bank. Ia meyakini melonjaknya jumlah tabungan emas di bullion bank menjadi sinyal positif kepercayaan masyarakat terhadap program tersebut.
"Waktu laporan sebelumnya kalau tidak salah itu kan awalnya masih 25 kg per bulan sekarang sudah mencapai 250, peningkatan yang luar biasa. Jadi emas-emas yang dibawa bantal sudah mulai keluar sekarang," tandas Erick.

