Bertemu Delegasi Negara Afrika Barat, Indonesia Perkuat Peran sebagai Rujukan Pengembangan Ekonomi Syariah
JAKARTA, investortrust.id – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) membagikan pengetahuan (knowledge sharing) dengan delegasi negara-negara Afrika Barat, yaitu Nigeria, Ghana, Benin, dan Sierra Leone, terkait ekomi dan keuangan syariah. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan pendekatan strategis Indonesia dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan.
Pertemuan dipimpin Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat didampingi oleh Kepala Divisi Hukum Pengembangan Ekonomi Syariah, Dece Kurniadi, Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Syariah, M. Soleh Nurzaman, serta tim teknis KNEKS.
Sutan Emir mengatakan, knowledge sharing ini merupakan langkah nyata KNEKS untuk memperkuat jejaring kerja sama internasional dan memperluas disseminasi praktik-praktik baik yang telah diterapkan Indonesia dalam sektor ekonomi dan keuangan syariah.
Baca Juga
Di Ajang GIFS 2025, BSI Sebut Peran Ekonomi Syariah Penting untuk Dorong Ekonomi RI
“KNEKS sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2020 memiliki peran strategis dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah melalui lima pilar utama, yaitu industri produk halal, keuangan syariah, dana sosial syariah (zakat dan wakaf), pengembangan usaha syariah, serta infrastruktur pendukung ekosistem ekonomi syariah,” ujarnya dalam penjelasan resminya di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan, ekonomi syariah Indonesia telah berhasil mencatatkan sejumlah capaian gemilang, seperti kontribusi sektor ekonomi dan keuangan syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 47,02% pada 2024, nilai ekspor produk halal melebihi US$ 50 miliar, total aset keuangan syariah nasional per akhir 2024lebih dari Rp 2.500 triliun, peringkat ke-3 dunia dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2023, dan sejumlah keunggulan keuangan syariah Indonesia.
Sementara itu, delegasi dari Nigeria yang tergabung dalam Association of Zakat and Waqf Operators in Nigeria (AZAWON) mengapresiasi keberhasilan Indonesia dalam membangun tata kelola zakat dan wakaf secara sistemik. AZAWON mencatat bahwa pihaknya membawahi 65 lembaga zakat dan wakaf di Nigeria serta telah menjalin kerja sama pelatihan dengan institusi di Indonesia, termasuk IPB University.
Baca Juga
OJK Ungkap Perbankan Syariah Tetap Tunjukkan Ketahanan di Tengah kebijakan Tarif Trump
Perwakilan dari Ghana, Haji B. M. Adam, menyampaikan kekaguman atas sistem ekosistem ekonomi syariah yang telah dibangun oleh Indonesia dan menyebutnya sebagai “cahaya penerang” bagi negara-negara Afrika. Ghana sendiri tengah mengembangkan pemanfaatan zakat, wakaf, dan keuangan mikro sebagai instrumen untuk mendorong kesejahteraan sosial.
Delegasi Benin, yang diwakili oleh Abdoul Matine Chitod, menyampaikan bahwa meskipun negaranya belum memiliki sistem yang formal, terdapat urgensi untuk menjadikan Indonesia sebagai model dalam pembangunan ekonomi syariah yang terstruktur dan terintegrasi.
Sementara itu, delegasi Sierra Leone yang diwakili oleh Shk. Issa Ghalie Sesay menyampaikan bahwa negaranya telah memulai langkah-langkah perbaikan dalam pengelolaan zakat dan wakaf, meskipun masih menghadapi tantangan budaya dan kelembagaan. Indonesia dapat dijadikan contoh yang baik dalam bagaimana meningkatkan literasi publik serta memperkuat sinergi antarlembaga.
Baca Juga
Begini Upaya OJK Dorong Kolaborasi untuk Tingkatkan Industri Keuangan Syariah
Seluruh delegasi menyatakan komitmen untuk menjalin kerja sama lanjutan dengan Indonesia melalui penguatan koordinasi kelembagaan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta adaptasi praktik-praktik terbaik Indonesia sesuai dengan konteks lokal masing-masing negara.
Kegiatan ini semakin mempertegas posisi strategis Indonesia sebagai pusat rujukan global dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.

