PBB: Transportasi Harus Jadi Pendorong, Bukan Penghambat Pembangunan Berkelanjutan
JAKARTA, Investortrust.id - Transportasi, yang saat ini menyumbang hampir seperempat dari total emisi karbon global, harus bertransformasi menjadi pendorong, dan bukan lagi penghambat pembangunan berkelanjutan. Desakan untuk melakukan perubahan ini disampaikan secara tegas oleh Li Junhua, Under-Secretary-General for Economic and Social Affairs, United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa), dalam kata sambutannya yang disampaikan secara daring pada forum Inaugural Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment for Better Business Better World and Sustainable Development Goals yang digelar di Jakarta, Minggu (25/5/2025).
Menurut Li Junhua, transformasi transportasi menjadi sektor yang rendah karbon dan inklusif merupakan langkah mendesak yang harus segera diambil dunia internasional.
“Infrastruktur berkelanjutan harus rendah karbon, tangguh terhadap perubahan iklim, dan dapat diakses oleh semua kalangan. Ini mencakup sistem transportasi terintegrasi yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon, mendorong inklusi sosial, dan mendukung integrasi ekonomi lintas wilayah,” kata Li Junhua.
Sebagai bagian dari komitmen global untuk mewujudkan hal tersebut, Majelis Umum PBB telah menetapkan United Nations Decade of Sustainable Transport, yang akan dimulai pada tahun 2026. Inisiatif ini kata Li, menjadi tonggak penting dalam upaya bersama untuk membentuk ulang sistem mobilitas global yang lebih adil, efisien, dan berkelanjutan.
Baca Juga
Tantowi Yahya: Belt and Road Jadi Panduan Langkah Berkelanjutan Indonesia-China
Li Junhua menyatakan bahwa Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (Economic and Social Affairs), yang dipimpinnya, saat ini sedang menyusun rencana implementasi dekade tersebut. “Kami membayangkan bahwa Decade of Sustainable Transport PBB ini akan memberikan visi bersama, meningkatkan kesadaran global tentang peran vital transportasi dalam pelaksanaan SDG, serta mendorong dampak nyata melalui proyek-proyek baru, investasi, dan kemitraan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Li juga menyampaikan sektor swasta memiliki peran penting dalam memastikan bahwa inovasi, investasi, dan kepemimpinan sejalan dengan visi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Sepuluh prinsip dari UN Global Compact telah memberikan kerangka kerja yang bermanfaat bagi perusahaan-perusahaan yang berkomitmen menjalankan tanggung jawabnya.
Hal ini mencakup pengembangan sistem transportasi terintegrasi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu mendorong inklusi sosial serta memperkuat konektivitas dan integrasi ekonomi lintas wilayah.
Dalam forum yang sama, Li Junhua juga menyampaikan keyakinannya bahwa Belt and Road Initiative (BRI) dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan standar internasional. Ia mendorong agar semua pihak, khususnya sektor swasta, memainkan peran aktif dalam mendukung agenda ini.

