RI Bakal Produksi Baja Anti Karat Pertama untuk Proyek Besar Migas, Nilai Investasi Rp 100 Miliar
JAKARTA, investortrust.id – Indonesia akan memproduksi baja anti korosi atau karat pertama melalui kolaborasi antara PT CT Advance Technology dan Tubacex Group. Hal ini ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara dua perusahaan itu.
Kemitraan tersebut nantinya memproduksi material baja tahan karat berkualitas tinggi, seperti Austenitic, Duplex, Super Duplex, dan 6Mo, serta produk pipa dan fitting berbahan baku paduan tinggi lainnya.
Baca Juga
Trump Naikkan Tarif Baja Jadi 50%, Indeks Nikkei Jepang Tertekan
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta menyebutkan, nilai investasi dari kerja sama untuk memproduksi baja anti karat tersebut mencapai Rp 100 miliar untuk tahap awal.
"Terkait dengan investasi Rp 100 miliar, ini pure dari CT Advance Technology, karena yang melakukan pengembangan di sektor hulunya, yaitu bahan-bahan barang setengah jadi," ucap Setia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Baca Juga
Setia menjelaskan, CT Advance Technology akan mengolah barang setengah jadi yang diimpor melalui Tubacex Group. Nantinya, barang setengah jadi itu diproduksi menjadi baja anti karat sebagaimana yang dibutuhkan oleh sektor minyak dan gas atau migas. "Jadi hanya untuk step awal saja yang mereka butuh, karena kebutuhannya sangat besar di Indonesia," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Owner Paradise Perkasa Group Henry Leo mengatakan, CT Advance Technology akan memproduksi sebanyak 10.000 ton baja anti karat yang dibutuhkan dalam proyek-proyek besar seperti BP Tangguh UCC dan Kutei North Hub. "Totalnya ini yang kita akan bisa produksi setahun itu sekitar 10.000 ton," terangnya.

