OpenAI Gandeng Google Cloud, Kolaborasi Tak Terduga Dua Rival AI
SAN FRANCISCO, investortrust.id - OpenAI menjalin kemitraan dengan Google Cloud untuk memenuhi kebutuhan komputasi yang terus meningkat. Langkah ini menjadi strategi tak terduga antara dua rival besar di sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Dilansir dari Reuters, Rabu (11/6/2025), kesepakatan ini sejatinya sudah rampung sejak Mei lalu. Langkah ini menandai upaya OpenAI mendiversifikasi infrastruktur komputasinya di luar Microsoft selaku mitra utama dan investor besar mereka.
Dalam laporan tersebut, Google Cloud menyediakan kapasitas komputasi tambahan bagi OpenAI dalam proses pelatihan dan penerapan model AI. Ini menjadi pencapaian penting bagi divisi cloud Google, di tengah meningkatnya ancaman ChatGPT terhadap dominasi bisnis mesin pencarian Google.
Baca Juga
Pengguna ChatGPT Melonjak, OpenAI akan Buka Kantor Pertama di Korea Selatan
Meski para pihak menolak memberikan komentar resmi, saham Alphabet naik 2,1% seusai laporan ini beredar. Sementara saham Microsoft turun 0,6%. Analis dari Scotiabank menyebut langkah ini mengejutkan, tetapi membuka peluang besar bagi pertumbuhan Google Cloud.
“Kesepakatan ini menunjukkan kedua pihak bersedia menyingkirkan persaingan demi memenuhi kebutuhan komputasi yang masif. Ini kemenangan besar untuk Google Cloud,” tulis analis Scotiabank.
Namun, mereka juga mencatat kekhawatiran soal ancaman ChatGPT terhadap bisnis pencarian Google.
Sejak peluncuran ChatGPT pada akhir 2022, permintaan komputasi melonjak tajam. OpenAI kini mencatat pendapatan tahunan sebesar US$ 10 miliar, seiring adopsi teknologi AI yang terus meningkat.
Softbank dan Oracle
Sebelumnya, OpenAI sudah menggandeng SoftBank dan Oracle dalam proyek infrastruktur ambisius Stargate senilai US$ 500 miliar. Mereka juga meneken kontrak miliaran dolar dengan CoreWeave untuk tambahan kapasitas. Bahkan, OpenAI sedang mengembangkan cip internal demi mengurangi ketergantungan pada penyedia eksternal.
Kolaborasi dengan Google setelah eksklusivitas OpenAI dengan Microsoft berakhir awal tahun ini. Sumber menyebut, Google dan OpenAI sebenarnya sudah membahas kerja sama ini cukup lama, tetapi terkendala kontrak sebelumnya dengan Microsoft.
Baca Juga
Amankan Pendanaan Rp 651,08 Triliun, OpenAI Ungkap Operasi Rahasia Cina
Di sisi lain, bagi Google, ini merupakan peluang memperluas pemanfaatan cip internal mereka, tensor processing unit (TPU), yang kini juga digunakan Apple, anthropic, dan safe superintelligence. Penambahan OpenAI ke daftar klien menunjukkan bagaimana Google mengubah teknologi AI internal menjadi mesin pertumbuhan cloud.
Namun, kerja sama ini juga menimbulkan tantangan baru bagi Alphabet. Di satu sisi, mereka harus membagi kapasitas antara kebutuhan internal dan eksternal. Sementara itu, Google juga dituntut membuktikan hasil investasi AI senilai US$ 75 miliar di tengah persaingan dan pengawasan antitrust yang makin ketat.

