Takut Bocor ke China, AS Tunda Pasokan Chip AI ke Timur Tengah
ABU DHABI, investortrust.id – Amerika Serikat (AS) menunda pasokan chip kecerdasan buatan (AI) kelas atas ke negara-negara Teluk, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi. AS khawatir rencana tersebut membuka peluang kebocoran teknologi ke China.
Diketahui, kesepakatan senilai miliaran dolar antara NVIDIA dan sejumlah perusahaan teknologi yang didukung negara di kawasan itu sempat digembar-gemborkan saat kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Timur Tengah beberapa waktu lalu.
Namun menurut laporan Reuters, Senin (9/6/2025), pemerintahan AS masih ragu. Kekhawatiran utama, yakni teknologi chip canggih buatan NVIDIA yakni Hopper dan Blackwell, yang bisa saja secara tidak langsung jatuh ke tangan China.
Baca Juga
Salip Microsoft, Nvidia Jadi Perusahaan Paling Bernilai di Dunia
Meski rencana awalnya ditujukan untuk menggantikan pasar China yang mulai dibatasi, Pihak Gedung Putih belum memberi lampu hijau. Pasalnya, negara-negara Teluk juga mempererat kerja sama teknologi dengan Beijing dalam beberapa tahun terakhir.
Atas alasan inilah, AS mengkhawatirkan potensi “transfer teknologi tidak langsung” ke China, baik lewat kemitraan strategis maupun sumber daya manusia.
Salah satu proyek besar yang jadi sorotan adalah Stargate, pusat komputasi AI di Abu Dhabi yang direncanakan akan menampung hingga 100.000 chip NVIDIA untuk mengembangkan model AI berskala besar. Sementara itu, Arab Saudi juga menggulirkan berbagai inisiatif AI dengan investasi besar melalui HUMAIN AI dan entitas lokal lainnya.
Baca Juga
'Gulf States' sendiri memang punya keunggulan dana berkat pendapatan minyak untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur AI. Namun mereka sangat tergantung pada teknologi AS.
Di sisi lain, pemerintahan AS disebut sedang menyusun sejumlah syarat ketat, seperti larangan penggunaan perangkat China di kampus AI dan pembatasan kerja sama dengan talenta AI asal China.
“Risiko keamanan nasional tetap jadi prioritas kami,” ujar seorang pejabat AS yang tak disebutkan namanya kepada Reuters.
Baca Juga
NVIDIA sendiri kini memperluas pasar, tak hanya untuk raksasa teknologi di Silicon Valley, tapi juga ke negara-negara yang ingin membangun kekuatan AI nasional. Sayangnya, visi global ini kini terganjal oleh ketegangan geopolitik.
Hingga saat ini, belum ada jadwal pasti kapan kesepakatan chip AI ini akan difinalisasi. Jika negara-negara Teluk menolak syarat dari AS, bukan tak mungkin proyek-proyek ambisius ini terancam batal terlaksana.

