Indonesia dan Korea Selatan Cetak Talenta Digital Andal Lewat KADA 2025
JAKARTA, Investortrust.id - Indonesia kembali ambil bagian dalam dunia digital lewat program Korea-ASEAN Digital Academy (KADA) 2025. Program ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan.
Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, KADA dirancang sebagai ekosistem pelatihan yang tidak hanya membangun keahlian teknis, tetapi memperkuat konektivitas antarnegara secara berkelanjutan.
Baca Juga
GoTo-Tencent Cloud Tuntaskan Migrasi Layanan Digital Raksasa di Indonesia
“Kami secara bersamaan menjalin ikatan lebih kuat dan lebih tangguh antara negara ASEAN dan Republik Korea. Tentu saja tujuannya untuk menyiapkan tenaga kerja dengan keterampilan di bidang teknologi digital,” kata Nezar dikutip dari laman resmi Kemenkomdigi, Sabtu (7/6/2025).
Program KADA menyasar penguasaan bidang strategis, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), komputasi awan (cloud computing), dan pengembangan perangkat lunak tingkat lanjut yang menjadi kompetensi inti di era digital.
Mantan jurnalis itu mengatakan, program ini tak hanya memperkuat pengetahuan dasar, tetapi membantu penyaluran tenaga kerja ke industri: “Nantinya para lulusan KADA selain mendapatkan sertifikat, akan dibantu untuk bisa bekerja baik di perusahaan multinasional, Korea, atau di perusahaan nasional lainnya.” sambungnya.
Dalam pelaksanaannya, program ini menggandeng Elice, perusahaan teknologi pendidikan asal Korea Selatan. Lewat kerja sama ini, Indonesia mampu membangun kemitraan strategis bernilai tinggi.
“Jadi Elice sudah punya semacam jaringan dan berdasarkan diskusi kita dengan mereka, paling tidak 50% dari lulusan ini bisa diserap oleh dunia industri. Namun demikian, setiap peserta punya kebebasan untuk melamar kemanapun mereka bisa masuk,” jelas Nezar.
Model seleksi program KADA juga mencerminkan keseriusan Indonesia membangun kapasitas digital berbasis merit. Hanya 60 peserta dari total 160 pendaftar yang diterima setelah memenuhi syarat.
Baca Juga
Dorong Inovasi Layanan Keuangan Digital, BI dan OJK Luncurkan Hackathon 2025
“Program ini berlangsung 2,5 bulan, cukup kompetitif juga dari 160 pendaftar yang diterima 60. Itu pun yang memenuhi requirement atau eligible untuk bisa mengikuti program ini,” ujarnya.
Dalam kunjungannya ke kelas pelatihan, Nezar turut menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam pengembangan talenta digital. Kurikulum KADA pun sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri dan teknologi masa depan.
“Tadi kita lihat bentuk pelatihannya di kelas seperti komputer programming, Python (bahasa pemrograman tingkat tinggi), artificial intelligence, cloud computing, dan lain sebagainya,” tandasnya.

