Smartphone China Kian Ganas Ekspansi ke Segmen 'Flagship', Mengapa?
JAKARTA, investortrust.id - Pasar smartphone Indonesia kini memasuki babak baru. Merek smartphone asal China seperti Realme, Infinix, dan Poco mulai unjuk gigi di segmen flagship yang selama ini didominasi oleh pemain lama seperti Samsung dan Apple.
Biasa fokus di kelas entry level dan mid-range, dalam sebulan terakhir, mereka baru saja menelurkan smartphone flagship. Mulai Realme GT 7 Series, Infinix Note 50 Pro, hingga Poco F7 Pro dan F7 Ultra hadir dengan spesifikasi premium, tapi tetap dibanderol dengan harga terjangkau.
Analis industri smartphone Aryo Meidianto, mengatakan bahwa tren ini bukanlah kejutan. Terlebih pasar Indonesia begitu potensial.
“Pasar smartphone Indonesia memang unik dibanding negara lain. Ini menunjukkan pergeseran preferensi konsumen ke spesifikasi tinggi, yang mendorong banyak brand China seperti Realme, Poco, iQOO, dan Infinix untuk berupaya naik kelas ke segmen flagship,” jelas Aryo kepada investortrust.id, Jumat (6/6/2025).
Pengamat teknologi itu menambahkan, konsumen kini mencari RAM besar (12GB ke atas), penyimpanan luas (256GB), chipset canggih seperti Snapdragon 8 series, serta daya tahan baterai besar.
“Tren ini juga didukung oleh turunnya harga hardware kelas atas yang kini bisa diperoleh lebih murah dari sebelumnya,” tambahnya.
Merek China kian matang
Data terbaru dari Counterpoint Research mengungkap bahwa pengiriman smartphone di segmen menengah ke atas (US$ 400–600) di Indonesia tumbuh 17% secara tahunan pada 2024. Produk dari Xiaomi dan OPPO disebut menjadi motor utama pertumbuhan ini.
Menariknya, di awal 2025, Xiaomi 15 berhasil menjadi smartphone flagship paling laris di Indonesia, mengalahkan beberapa model dari vendor besar lainnya seperti Samsung Galaxy S series dan iPhone. Data ini membuktikan bahwa konsumen Indonesia semakin percaya dengan kualitas produk flagship dari brand China.
Baca Juga
IDC Pangkas Proyeksi Pengiriman Smartphone Global 2025, Apple Ketar-ketir
Selain itu, Transsion Holdings (induk dari Infinix) juga mencatat lonjakan performa luar biasa. Pada 2024, mereka berhasil menguasai 23% pangsa pasar smartphone di Indonesia, menggeser posisi brand besar yang sebelumnya lebih mapan. Meskipun Transsion dikenal kuat di kelas entry-level, mereka kini mulai serius menembus segmen flagship lewat seri Note terbaru.
Tantangan Vendor Besar di Tengah Kondisi Ekonomi
Menurut Aryo, persaingan di segmen flagship diprediksi akan semakin ketat dalam waktu dekat. Terlebih merek-merek besar seperti Apple dan Samsung harus bisa tetap menjaga hati konsumen.
“Beberapa brand yang kuat di kelas menengah semakin menunjukkan posisinya di market share. Sementara untuk vendor besar, mereka harus menghadapi tantangan bagaimana merebut hati konsumen saat ini,” kata Aryo.
Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, harga tetap menjadi faktor kunci dalam pengambilan keputusan pembelian. “Rangsangan harga jadi penting bagi konsumen saat ini, bahkan di segmen flagship sekalipun,” jelasnya.
Dengan kombinasi spesifikasi kelas atas, harga kompetitif, dan strategi agresif, merek-merek China sukses mengubah peta persaingan pasar smartphone flagship di Indonesia. Tren ini bukan hanya menguntungkan konsumen, tapi juga menjadi tantangan serius bagi brand besar yang ingin tetap relevan di tengah gempuran inovasi dan efisiensi dari China.

