Laporan Indef Terbaru! Hilirisasi dan Gas Jadi Bintang pada Kuartal I 2025
JAKARTA, Investortrust.id - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dalam laporan Monitoring Issue of Food, Energy and Suistainable Development menyebutkan bahwa sektor hilirisasi dan lifting gas mengalami lonjakan dan tumbuh positif pada kuartal I 2025.
Menurut Kepala Pusat Pangan, Energi dan Pembangunan Berkelanjutan Indef Abra Talattov dalam laporan yang diterima Antara di Jakarta, Selasa (3/5/2025) menyatakan capaian lifting gas kuartal I 2025 tercatat sebesar 1.206 barrel oil per day (BOEPD) atau sekitar 120% dari target APBN.
Baca Juga
Sebut Banyak LSM Asing Serang Hilirisasi RI, Bahlil: Saya Tak Akan Mundur Sejengkal Pun
“Kinerja positif pada sisi gas memberikan ruang fiskal yang lebih baik melalui PNBP (pendapatan negara bukan pajak),” tulis dia dalam laporannya.
Namun, capaian ini perlu dijaga keberlanjutannya, termasuk dengan dukungan fiskal dan percepatan proyek strategis di sektor migas. Sementara di sektor mineral dan batu bara (minerba), hilirisasi juga mengalami percepatan.
Produksi bijih nikel oleh Antam melonjak 221% secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal I 2025. Kenaikan ini ditopang optimalisasi kebutuhan bahan baku untuk smelter dalam negeri, sehingga menandakan bahwa proyek hilirisasi mulai menciptakan efek berganda ke sektor hulu.
Sementara itu, PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) dan PT Freeport Indonesia mulai memasuki fase operasional smelter tembaga. Meski masih dalam masa transisi, proyek-proyek ini menandai langkah penting dalam mewujudkan kemandirian industri logam dasar nasional, yang sebelumnya sangat bergantung pada ekspor mentah.
Baca Juga
Hilirisasi Batu Bara Naik Level! China Siap Bangun Proyek DME di Indonesia
Kebijakan hilirisasi yang diadopsi pemerintah dalam beberapa tahun terakhir kini mulai menunjukkan arah yang lebih sistematis dan berdampak langsung.
Laporan Indef menyoroti bahwa pemerintah menjajaki sumber nikel alternatif dari luar negeri, seperti Solomon dan New Caledonia untuk memastikan pasokan bijih ke smelter tetap aman pasca pelarangan ekspor oleh Filipina.
Perusahaan, seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga mengambil langkah strategis dengan mempercepat pemeliharaan fasilitas untuk menjaga kesinambungan operasional.

