PMI Manufaktur Tertekan, Kadin Harap Pemerintah Lakukan 4 Kebijakan Ini
JAKARTA, investortrus.id - Wakil Ketua Umum (Waketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Saleh Husin mendorong pemerintah untuk melakukan sejumlah langkah atau upaya membangkitkan kinerja PMI manufaktur Indonesia yang berada di level 47,4.
Menurut Saleh, kebijakan yang diharapkan dapat dilakukan pemerintah untuk mendorong produktivitas industri manufaktur adalah penyederhanaan regulasi dan percepatan insentif usaha. Kemudian, reformasi logistik karena biaya logistik nasional masih salah satu yang tertinggi di ASEAN.
"Kebijakan tenaga kerja harus adaptif. Regulasi tenaga kerja yang rigid dinilai menghambat fleksibilitas restrukturisasi usaha. Perlunya skema pelatihan ulang (reskilling) dan insentif vokasi agar industri padat karya tetap berdaya saing," ucap Saleh kepada Investortrust.id, Selasa (3/6/2025).
Kemudian, mantan Menteri Perindustrian (Menperin) ini mengatakan, pemerintah harus segera melakukan percepatan transisi energi dan digitalisasi industri untuk mendongkrak industri pengolahan nonmigas.
Baca Juga
PMI Manufaktur Turun, Bos Apindo Sebut Kena Hantam Pasar Domestik dan Global
Sementara itu, Managing Director Sinar Mas ini juga mengungkapkan sejumlah faktor yang menjadi penyebab PMI manufaktur Indonesia mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut. Pertama, dikarenakan adanya faktor penurunan permintaan baru, baik yang berasal dari pasar domestik maupun ekspor.
"Kenaikan biaya input yang mengalami peningkatan tajam, menandai kenaikan inflasi pertama dalam tiga bulan terakhir, yang menambah tekanan pada margin keuntungan perusahaan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Saleh mengatakan, penyebab lainnya adalah penyesuaian inventaris dan aktivitas pembelian. Ia menjelaskan, pelaku usaha mengurangi pembelian input yang kemudian berdampak pada aktivitas produksi.
"Sebagai respons terhadap kondisi bisnis yang lebih lemah, produsen mengurangi pembelian input untuk bulan kedua berturut-turut, yang berdampak pada aktivitas produksi," tandas Saleh.
Baca Juga
PMI Manufaktur Mei 2025 Anjlok, Kemenperin Bongkar Penyebab Lesunya Pesanan Baru

