Operator Adu Cepat Ekspansi 5G, Tantangan Infrastruktur dan Perangkat Masih Jadi PR
JAKARTA, investortrust.id - Operator seluler di Indonesia tengah mempercepat ekspansi jaringan 5G di berbagai wilayah, seiring target pemerintah untuk pemerataan konektivitas digital. Namun, kesiapan infrastruktur dan rendahnya penetrasi perangkat 5G masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang cukup berat dalam percepatan adopsi teknologi ini.
PT Telkomsel (TSEL), anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) saat ini memimpin penyebaran 5G di Indonesia dengan lebih 2.500 menara telekomunikasi (base transceiver station/BTS) 5G yang tersebar di 56 kota dan kabupaten. Di Makassar, penetrasi perangkat 5G bahkan telah mencapai 21%, tertinggi secara nasional. Kecepatan unduh operator pelat merah itu di jaringan 5G mencapai 514 Mbps dengan unggah hingga 77 Mbps.
Sementara itu, PT Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) terus memperluas jaringan 5G-nya ke wilayah timur Indonesia, termasuk Makassar, Balikpapan, dan Pontianak. Perusahaan ini mengandalkan pendekatan bertahap sesuai kesiapan ekosistem dan permintaan pasar lokal. Indosat mengoperasikan lebih dari 250.000 BTS secara nasional, namun belum mengungkap jumlah pasti BTS 5G mereka.
PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk XL Axiata (EXCL) atau XL Smart juga mulai menghadirkan layanan ini di sejumlah kota besar. Entitas baru hasil merger XL Axiata dan Smartfren ini terus modernisasi jaringan serta showcase teknologi 5G dalam berbagai acara nasional. Namun, data spesifik soal sebaran BTS 5G dan jumlah pengguna belum dipublikasikan.
Baca Juga
XL Axiata (EXCL) Catat Penambahan Signifikan BTS 4G hingga Lonjakan Trafik Kuartal I
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) memperkirakan adopsi 5G akan makin masif pada 2025, meski diakui bahwa sebaran masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan. “Kami melihat progres positif dari operator, tapi ekosistem perangkat dan kesiapan daerah masih perlu dikejar,” kata Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kemenkomdigi, Wayan Toni Supriyanto, beberapa waktu lalu.
Menurut Wayan, pemerintah fokus pada tiga aspek untuk memperluas cakupan konektivitas 5G di Indonesia, yakni spektrum frekuensi radio, infrastruktur, dan regulasi. “Dari aspek spektrum frekuensi radio, akan dilelang empat pita frekuensi, satu pita frekuensi untuk fixed broadband berbasis 5G, sedangkan tiga pita frekuensi selebihnya adalah untuk mobile broadband berbasis 5G,” jelasnya.
Tantangan utama
Meski jaringan sudah mulai meluas, adopsi perangkat 5G di Indonesia masih tergolong minim. Riset internal Telkomsel mencatat bahwa rata-rata nasional penetrasi perangkat 5G baru mencapai sekitar 11%, dengan konsumsi data mencapai 15 GB per pengguna per bulan.
Baca Juga
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, tantangan lain adopsi teknologi ini juga datang dari harga perangkat 5G yang masih belum terjangkau bagi sebagian besar masyarakat. Selain itu, tidak semua kota memiliki infrastruktur backhaul dan spektrum frekuensi yang memadai untuk penggelaran 5G secara optimal.
"Kita apresiasi rencana dari pemerintah, tetapi kan tidak semua perangkat (masyarakat) mendukung, jadi operator jelas masih menimbang-nimbang, belum lagi perangkat 5G juga lebih mahal," katanya kepada investortrust.id beberapa waktu lalu.
Sementara itu, sektor industri menjadi prioritas utama penerapan 5G di fase awal. Operator menargetkan kawasan manufaktur, pelabuhan, dan pertambangan sebagai wilayah strategis. Teknologi 5G dianggap dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui aplikasi otomatisasi dan IoT (internet of things).
Menurut laporan Kemenkomdigi, adopsi 5G secara nasional diproyeksikan mencapai 30% pada 2026, seiring dengan pertumbuhan jaringan. Namun, pencapaian ini sangat tergantung pada kecepatan perluasan BTS, kesiapan spektrum, dan edukasi pasar.
Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga mulai diterapkan oleh operator untuk mengoptimalkan kualitas layanan dan pengelolaan jaringan. Telkomsel, misalnya, telah menggunakan AI untuk memantau trafik dan memberikan solusi proaktif bagi pelanggan 5G.
Pemerintah juga tengah meninjau regulasi terkait tata kelola frekuensi dan interkoneksi untuk mendukung ekspansi 5G lebih cepat. Di sisi lain, perlindungan data pribadi menjadi perhatian utama dalam pengembangan teknologi ini.
Dengan semua potensi dan tantangan yang ada, transformasi digital berbasis 5G di Indonesia berada pada masa-masa penting. Keberhasilan ekspansi jaringan dan kesiapan operator akan menjadi kunci dalam menentukan seberapa cepat Indonesia bisa beralih ke era internet super cepat.

