Berencana Divestasi 3 Ruas Tol, Anak Usaha Waskita Karya (WSKT) Tunggu Arahan Danantara
JAKARTA, investortrust.id - Anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang bergerak di pengelolaan jalan tol akan melepas tiga ruas tol kelolaannya senilai Rp 4,95 triliun pada 2025. Presiden Direktur PT Waskita Tollroad, Daniel Fitzgerald Liman menyampaikan, saat ini perseroan tengah menunggu arahan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk melanjutkan proses divestasi ketiga ruas tol tersebut.
“Kita baru masuk Danantara, kita tunggu arahannya. Kita diminta konsultasi dulu,” kata Daniel kepada wartawan di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Adapun ketiga ruas yang akan dilepas oleh WSKT yakni
- Tol Cimanggis – Cibitung lewat kepemilikan saham sebesar 35% atau setara Rp 3,3 triliun di PT Cimanggis – Cibitung Tollways (CCT).
- Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat lewat kepemilikan sahamnya yang kurang dari 1% atau setara Rp 53 miliar di PT Hutama Marga Waskita (PT HMW).
- Tol Pemalang – Batang lewat kepemilikan sahamnya sebesar 60% atau setara Rp 1,6 triliun di PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR).
Baca Juga
Waskita Toll Road Kucurkan Pinjaman ke Anak Usaha Rp 270 Miliar
Berdasarkan catatan investortrust.id, Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho saat rapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (5/3/2025) lalu pernah mengungkapkan akan melepaskan atau mendivestasi sederet ruas tol pada tahun 2025.
“Target di tahun 2025 adalah program divestasi. Saya sampaikan di sini bahwa ada divestasi yang akan kita lakukan di Pemalang Batang Toll Road (PBTR), ada CCT (PT Cimanggis Cibitung Tollways), termasuk HMW (PT Hutama Marga Waskita) ini kita programkan (divestasi) di tahun 2025,” ungkap Hanugroho beberapa waktu lalu.
Adapun divestasi tersebut diharapkan mampu mengejar target pendapatan perusahaan Rp 10,8 triliun di tahun ini.
“Semakin cepat, semakin baik kita bisa lakukan divestasi, paling tidak kita bisa mengurangi liabilities yang menjadi kewajiban manajemen untuk menguranginya. Selain itu, target output nanti akan mencapai target pendapatan kita di Rp 10,8 triliun pada tahun 2025,” kata Hanugroho.
Hanugroho juga menyampaikan, target pendapatan 2025 terdiri dari sisa nilai kontrak atau eksisting proyek yang sudah kita kerjakan 73%, dan nilai kontrak baru sekitar 27%.
“Target utama kita pada tahun 2025 memang masih mengalami negative net income, tapi kita upayakan EBITDA kita mencapai Rp 914 miliar dari sebelumnya sekitar Rp 600 miliar,” tuturnya.

