2 Proyek, 1 Misi PHM! 'Sail Away' & 'First Cut of Steel' Tandai Babak Baru Migas Nasional
TANJUNG PINANG, Investortrust.id – Sejalan perkembangan Proyek Sisi Nubi AOI sebagai salah satu proyek migas strategis, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), kembali menggelar seremoni sail away tahap ketiga untuk topside platform WPN5 dan WPN6 Lapangan Sisi Nubi di Wilayah Kerja Mahakam, Kalimantan Timur. Seremoni itu dilaksanakan di lapangan milik PT Meindo Elang Indah di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, pekan lalu.
Seremoni sail away kali ini sekaligus dirangkaikan dengan pemotongan besi pertama (first cut of steel) penanda dimulainya tahap fabrikasi Proyek Manpatu, proyek lain yang juga tengah dijalankan PHM untuk mendukung sektor migas nasional.
Rangkaian seremoni dihadiri Koordinator Keselamatan Hulu Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Bambang Eka Satria, Kepala Departemen Manajemen Proyek SKK Migas Kosario M Kautsar, Direktur Utama PHI Sunaryanto, dan General Manager PHM Setyo Sapto Edi.
Seremoni sail away ketiga ini merupakan kelanjutan dari dua sail away sebelumnya, yakni masing-masing untuk topside platform WPS4 dan WPS5 pada 28 April 2025 dan topside platform WPN7 dan WPN8 pada 6 Mei 2025. Keberhasilan sail away tahap ketiga menjadi langkah signifikan dalam percepatan pengembangan lapangan migas di Wilayah Kerja (WK) Mahakam yang akan memberikan kontribusi besar bagi pencapaian produksi nasional.
Baca Juga
Laba Pertamina Dipoyeksi Rp 50 Triliun, Simak Rahasia Kesuksesan dan Kontribusi ke Negara
Dalam sambutannya, Bambang Eka Satria menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pencapaian nihil kecelakaan (zero accident) kepada PHM dan PT Meindo Elang Indah selama penyelesaian tahap fabrikasi dan commissioning Proyek SNB AOI.
“Ini prestasi yang sangat membanggakan karena seluruh pihak yang terlibat di proyek ini mampu menjaga dan mempertahankan zero accident. Saya juga berharap agar proyek selanjutnya senantiasa mengutamakan keselamatan kerja dengan tetap bersemangat mendukung target produksi nasional,” harap Bambang.
Kepala Departemen Pengelolaan Proyek Divisi Manajemen Proyek SKK Migas Kosario M Kautsar memberikan apresiasi pencapaian PHM. Menurutnya, keberhasilan sail away dan peresmian first cut of steel Proyek Manpatu ini mencerminkan kekuatan kolaborasi dan integritas proyek hulu migas. ”Kami berharap semua pihak dapat terus menjaga momentum positif ini demi pemenuhan target kebutuhan energi nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PHI Sunaryanto mengatakan, keberhasilan dua proyek ini merupakan strategi pengelolaan sumber daya migas yang terintegrasi. Menurutnya, percepatan proyek-proyek strategis, seperti SNB AOI dan Manpatu akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan cadangan dan produksi migas nasional.
“Kedua proyek ini adalah bentuk nyata komitmen perusahaan untuk terus berinvestasi dan menjawab tantangan energi masa depan dengan mengutamakan aspek keberlanjutan, teknologi, dan sinergi antar lini bisnis,” ujarnya.
Baca Juga
Pertamina Hulu Indonesia Amankan Pasokan Gas Jumbo untuk Listrik Nasional hingga 2027
SNB AOI merupakan proyek pengembangan lapangan lepas pantai (offshore) Sisi Nubi, 25 km lepas pantai dari Delta Mahakam di Kalimantan Timur, dengan kedalaman air mencapai 60-80 meter. Proyek ini penting untuk meningkatkan produksi gas dan minyak (kondensat) dengan kapasitas desain rata-rata 30 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) per platform. Tahap pengeboran rencananya dilaksanakan pada semester II 2025 dengan target onstream pada kuartal IV 2025.
General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Setyo Sapto Edi mengatakan, PHM berkomitmen menjalankan operasi migas yang efektif, unggul, dan ramah lingkungan sehingga berkontribusi terhadap pencapaian target produksi nasional secara signifikan dan berkelanjutan.
Dia menambahkan, PHM terus berinvestasi dalam kegiatan pengeboran eksplorasi dan pengembangan lapangan-lapangan migas untuk menemukan sumber daya baru serta mempertahankan tingkat produksi. Strategi tersebut sekaligus mendukung amanat Asta Cita Pemerintah Indonesia demi terwujudnya swasembada energi.
“Kami menerapkan praktik-praktik terbaik untuk mempertahankan tingkat produksi dan menahan laju penurunan produksi alamiah agar dapat mendukung tercapainya ketahanan energi Indonesia,” tutur Setyo.
Peresmian first cut of steel Proyek Manpatu menandai dimulainya tahap fabrikasi struktur dari proyek yang juga akan menopang keberlanjutan produksi WK Mahakam. Hal ini sekaligus menunjukkan keberhasilan subholding upstream Pertamina dalam menjaga kesinambungan proyek strategis migas di tengah tantangan industri yang ada, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kualitas kerja.
Proyek Manpatu merupakan pengembangan lanjutan temuan sumur eksplorasi Manpatu di Lapangan South Mahakam, sekitar 35 km sebelah tenggara Kota Balikpapan atau 60 km sebelah selatan Terminal Senipah. Klaster South Mahakam terdiri dari empat lapangan gas yang sudah berproduksi, yaitu Lapangan Stupa, Mandu, Jempang-Metulang dan Jumelai, dengan kedalaman air berkisar 45–60 meter.
Baca Juga
PHM Cetak Sejarah, Proyek Migas SNB AOI Gunakan Teknologi 'Offshore' Pertama di RI
Anjungan Manpatu akan dibangun di atas lokasi sumur MPT-1X dengan pipa penyalur sekitar 3 km yang disambung ke anjungan eksisting, yaitu MD-1, dengan target produksi mencapai 80 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Kedua proyek itu merupakan bagian dari upaya PHM untuk menjaga dan meningkatkan produksi gas nasional.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) di Zona 8 di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur.

