main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. market

‘Sell in May and Go Away’ Jadi Mitos Lagi di Indonesia pada 2025

 

JAKARTA, investortrust.id – Pasar Modal Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan, dengan pertumbuhan yang dinilai sangat positif sepanjang Mei 2025. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adagium Sell in May and Go Away menjadi sekadar mitos saja pada 2025.

 

“Iya memang sepertinya surprisingly (IHSG) cukup positif tidak seperti biasanya,” jawab Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto kepada Investortrust.id pada Selasa (27/5/2025).

 

Fenomena sell in May and go away berasal dari bursa saham Amerika Serikat (AS) ketika investor cenderung menjual saham pada awal Mei dan membeli kembali pada awal November. Fenomena ini mencuat karena kepercayaan bahwa secara historis performa saham pada Mei hingga Oktober akan lebih rendah jika dibandingkan periode November sampai April.

 

Dalam 10 tahun terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya menunjukkan pelemahan periode Mei-Oktober pada tahun 2015, 2018, 2022, dan 2024. Sisanya, perdagangan periode Mei-Oktober di bursa menunjukkan kenaikan pada tahun 2015, 2016, 2017, 2019, 2020, 2021, dan 20023.

 

Baca Juga

IHSG Ditutup Rebound 0,15%, Lima Saham Ini Cetak ARA

 

Dengan kata lain, mayoritas histori perdagangan di BEI menunjukkan bahwa sell in May and go away hanya mitos bagi Indonesia.

 

Khusus tahun ini, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat bahwa IHSG naik 6,2% sejak awal bulan Mei (month to date/MTD) dengan total arus masuk dana asing di pasar saham mencapai Rp 4,4 triliun.

 

Sebaliknya, pasar Amerika Serikat menghadapi tantangan signifikan dalam beberapa hari terakhir, terutama akibat kebijakan pemerintah yang sulit untuk diprediksi di bawah kepemimpinan Donald Trump.

 

“Nilai tukar Dolar AS (Amerika Serikat) pun tertekan, dan sentimen secara keseluruhan terhadap AS tetap negatif. Sementara itu, kawasan lain, termasuk Eropa dan Jepang berhasil mengungguli AS, baik di pasar saham maupun nilai tukar,” jelas Rully dalam ulasan hariannya.

 

Berdasarkan data BEI, IHSG terapresiasi sebanyak 8,85% dalam sebulan, yang turut meliputi pergerakan indeks beberapa hari terakhir pada April 2025. Hingga penutupan perdagangan pada Selasa (27/5/2025), IHSG kembali terapresiasi, yakni sebesar 10,613 poin atau 0,15% ke level 7.198,96.

 

Menuju akhir Mei 2025, hingga hari ini IHSG hanya mengalami koreksi pada tiga hari perdagangan, jika dihitung sejak awal bulan yakni 2 Mei 2025.

 

Baca Juga

Investor Asing Berbalik Net Sell Rp 211,12 Miliar, Lima Saham Ini  Teratas

 

Rully pun menerangkan, Indonesia terdampak positif dari tren global jangka pendek ini, meskipun prospeknya masih penuh ketidakpastian. “Saat ini, sentimen masih positif, didukung oleh pemangkasan suku bunga BI (Bank Indonesia) pekan lalu, serta data ekonomi yang cukup positif,” sambungnya.

 

Neraca pembayaran (BoP) dan neraca transaksi berjalan tetap stabil pada kuartal I-2025, sementara neraca fiskal berbalik positif pada April 2025.

 

Secara global, pasar juga terdorong oleh meredanya ketegangan perang dagang antara AS dan China. Namun Rully mengingatkan, kehati-hatian tetap diperlukan karena ketidakpastian masih membayangi.

 

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia berencana meluncurkan insentif fiskal mulai Juni untuk mendorong pertumbuhan ekonomi setelah ekspansi yang moderat pada kuartal I-2025. Kami melihat kemungkinan pertumbuhan yang lebih rendah lagi pada kuartal II-2025,” pungkasnya. 

 

ARTIKEL POPULER

      BERITA TERKAIT

      • ‘Sell in May and Go Away’ Jadi Mitos Lagi di Indonesia pada 2025

        27/05/2025, 18.17 WIB
      • ‘Sell in May and Go Away’ Saham Bulan Mei, Masih Berlaku?

        06/05/2025, 22.27 WIB
      • Harga BTC Naik 14% di Bulan April, Akankah Bitcoin Kena Efek Sell in May?

        07/05/2025, 01.19 WIB
      • 2 Proyek, 1 Misi PHM! 'Sail Away' & 'First Cut of Steel' Tandai Babak Baru Migas Nasional

        26/05/2025, 08.17 WIB
      • Macron to Visit Indonesia in Late May as Jakarta and Paris Deepen Strategic Ties

        13/05/2025, 23.08 WIB