Wulandari Bangun Laksana (BSBK): Dari Balikpapan Superblok ke Laba Superbesar
JAKARTA, Investortrust.id - Setelah mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 782,8% year on year (yoy) menjadi Rp 349,5 miliar pada 2024, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), emiten pengembang kawasan Balikpapan Superblock, opimistis kinerja operasional dan keuangan akan naik signifikan pada 2025.
Pendapatan hingga akhir 2025 dipatok Rp 407 miliar atau melonjak dari 2024 sebesar Rp 361,4 miliar. Sementara laba bersih diharapkan Rp 100 miliar pada akhir 2025 atau turun dari 2024 sebesar Rp 349 miliar. Namun tanpa revaluasi aset, proyeksi laba akhir 2025 masih naik dari 2024 sekitar Rp 82 miliar.
Adapun BSBK masuk nominasi sebagai pemenang dalam ajang "The Best Investortrust Companies 2025" untuk kategori sektoral property & real estat yang akan berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/5/2205).
Dasar optimisme perusahaan pengelola kawasan komersial terpadu dan hunian Balikpapan Superblock seluas 20 hektare ini mengingat raihan kinerja kuartal I 2025 cukup menggembirakan. Paling tidak pendapatan pada 3 bulan pertama 2025 mencapai Rp 90 miliar naik 9,64% dari periode sama 2024 sebesar Rp 80 miliar. Sementara laba kuartal I 2025 mencapai Rp 17 miliar atau turun 26% dari Rp 23 miliar.
Baca Juga
Laba Bersih Wulandari Bangun Laksana (BSBK) Melonjak 782,8%, Ini Pendukungnya
Di sektor properti komersial, BSBK memiliki sejumlah portofolio, mencakup PAM Tower, e-Walk Mall Balikpapan, hingga Pentacity Shopping Venue. Perseroan juga mengembangkan properti rekreasi dan perhotelan, seperti Pantai BSB, Grand Jatra Hotel, Astara Hotel, Pentacity Hotel Balikpapan, dan J I-con Hip Hotel.
Di segmen hunian, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) memiliki Ruby Tower Apartment dan Pentapolis Residence. Perseroan pun memperluas ekspansinya melalui pengembangan Apartemen The Sapphire dan Sepinggan Mansion.
Direktur PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) Tjia Daniel Wirawan menyampaikan, pada 2025 perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10%-12% menjadi sekitar Rp 407 miliar.
“Kontribusi pendapatan terutama dari recurring income pengoperasian dua mal kami, yakni e-Walk Mall Balikpapan dan Pentacity Shopping Venue,” jelas dia dalam paparan publik perseroan, di Jakarta, Senin (14/4/2025).
Baca Juga
Laba Bersih Wulandari Bangun Laksana (BSBK) Melejit 226,74% di Kuartal III-2024
Selain itu, untuk memacu pendapatan penjualan, BSBK akan mengembangkan Apartemen The Sapphire dengan kapasitas 238 unit yang terdiri dari 13 lantai. Apartemen yang memiliki lokasi strategis di pingir pantai dan menyasar pasar menengah-atas ini menelan investasi Rp 500 miliar.
Menghadapi 2025, Direktur Utama PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) Christopher Sumasto Tjia mengatakan, perusahaan menyiapkan sejumlah strategi dengan melakukan tenant mix, agar pilihan pengunjung lebih beragam, yaitu anchor tenant sekitar 50% dari total leasable area, food and beverage maksimal 25% dari total area yang dijual, kemudian area fashion, accessories, kids fashion & toys, wellness dan watches.
Di Balikpapan Superblock, BSBK memanfaatkan area kawasan untuk event outdoor, seperti carnaval, food street, bazar, dan pameran.
Kinerja 2024
PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) mencatatkan laba tahun berjalan yang meningkat signifikan sebesar 782,8% yoy menjadi Rp 349,5 miliar pada 2024, dibandingkan sebesar Rp 39,5 miliar pada tahun 2023.
Laba bersih ditopang penjualan dan pendapatan usaha yang mencapai Rp 361,4 miliar pada 2024, atau meningkat 4,15% (yoy) dibandingkan sebesar Rp 347 miliar pada 2023.
Baca Juga
“Laba bersih melesat karena adanya kewajiban akuntansi revaluasi aset. Nilai laba bersih sebenarnya Rp 83 miliar (pada 2024) sehingga masih ada potensi peningkatan pada 2025,” tutur Tjia Daniel Wirawan.
Sementara Direktur BSBK Daniel Wirawan dalam keterangan resmi di Jakarta belum lama ini mengaku puas dengan pencapaian kinerja 2024 karena perseroan mampu meningkatkan kinerja operasional secara optimal tanpa harus bergantung pada peningkatan utang.
Daniel menjelaskan, lonjakan pendapatan 2024 ditopang kenaikan signifikan pada segmen pendapatan sewa sebesar 20,14% (yoy) dan segmen pendapatan usaha sebesar 8,25% (yoy) dari Rp 135,6 miliar menjadi Rp 146,8 miliar.
Ia melanjutkan, kenaikan pendapatan sewa dan pendapatan usaha itu dapat dilihat dari peningkatan occupancy rate Mal Pentacity Shopping Venue yang mencapai sebesar 94,1% pada 2024, atau meningkat dibandingkan sebesar 86,81% pada 2023. Selain itu, peningkatan occupancy rate Mal e-Walk sebesar 99,45% pada 2024 dibandingkan sebesar 95,53% pada 2023.
Pada 2024, perseroan mencatatkan total aset sebesar Rp 2,866 triliun, atau meningkat 14,91% (yoy) dibandingkan pada 2023 yang sebesar Rp 2,494 triliun, yang disebabkan karena peningkatan atas properti investasi dan aktiva tetap.
Adapun, total liabilitas perseroan pada 2024 turun menjadi Rp 775,5 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 808,6 miliar pada 2023, sedangkan total ekuitas meningkat dari Rp 1,685 triliun menjadi Rp 2,091 triliun pada 2024.
Pada 2024, perseroan telah meningkatkan total kamar yang beroperasi dari awal tahun sebanyak 675 menjadi sebanyak 823 pada akhir 2024, sehingga total kamar hotel pada kawasan superblok secara keseluruhan adalah 823, yang terdiri dari 215 kamar Jatra Hotel, 202 kamar Pentacity hotel, 346 kamar Astara Hotel dan 60 Kamar J-icon.
Baca Juga
Investor Properti UEA Bakal Bangun Kawasan 'Mixed-Use' Hingga Tempat Ibadah di IKN
Prospek saham
Meskipun tidak ada target harga saham spesifik yang dipublikasikan oleh analis untuk BSBK, kinerja keuangan yang solid dan strategi ekspansi yang terarah memberikan prospek positif bagi saham perusahaan.
Fokus pada peningkatan pendapatan berulang, efisiensi operasional, dan pengembangan proyek baru seperti Apartemen The Sapphire diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan menarik minat investor.