main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. business

Ada Rezeki Nomplok Buat RI di Tengah Perang Tarif China - AS, Apa Itu? 

 


JAKARTA, investortrust.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melihat adanya peluang bagi industri otomotif Tanah Air, di tengah perang tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat (AS).
 
Disampaikan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono, salah satu peluang 'rezeki nomplok' itu adalah  potensi masuknya investor baru asal China ke Indonesia.

Mahardi mengaki saat ini pihaknya tengah berkomunikasi secara intensif dengan produsen otomotif dari negeri Tirai Bambu, khususnya yang bergerak di industtri kendaraan listrik.

"Dengan adanya perang dagang ini,  ada potensi ke Indonesia, ada investor-investor dari Tiongkok," ucap Tunggul pada diskusi bertajuk "Menakar Efektivitas Insentif Otomotif" di Kemenperin, Senin (19/5/2025).
 

Baca Juga

Investasi Industri Otomotif RI Tembus  Rp 174,31 Triliun


"Pada saat Amerika menerapkan pembatasan ataupun kenaikan tarif untuk Tiongkok, ada beberapa produsen mobil listrik dan baterai listrik yang berdiskusi dengan kami mengenai peluang untuk berinvestasi di Indonesia,” tambahnya.
 
Sayangnya Mahardi tidak bersedia menjelaskan identitas pabrikan atau manufaktur kendaraan listrik asal China yang tengah mengkaji peluang berinvestasi di Tanah Air.

Sementara itu Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara beranggapan, kendati terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China,  sejatinya tidak berdampak pada industri otomotif Indonesia. Namun demikian ia  mengakui bahwa ketegangan perang tarif seperti yang terjadi saat ini tetap menimbulkan efek samping, khususnya  terkait dengan harga produk dan biaya logistik. 

"Alhamdulillah tidak berdampak," ujarnya, seraya memberikan contoh pabrikan Ford asal AS pun masih menerapkan kebijakan impor dari Thailand. 
 
Artinya, selama produk yang dibutuhkan dalam proses produksi tidak tersedia di dalam negerinya, manufaktur Amerika Serikat tetap akan berupaya mengimpornya dari negara-negara tertentu. 
 
 
 

BERITA TERKAIT

  • Ada Rezeki Nomplok Buat RI di Tengah Perang Tarif China - AS, Apa Itu? 

    19/05/2025, 14.08 WIB
  • Wamenekraf Sebut Ada Hal Sensitif Soal Blockchain, Apa Itu?

    20/05/2025, 09.30 WIB
  • Ada Yang Spesial Dari Wuling di Bulan Juni, Apa Itu? Cek!

    04/06/2025, 01.35 WIB
  • Apa itu? Bek China Li Lei Sebut 2 Hal Jadi Lawan Terberat Timnya di Jakarta

    29/05/2025, 08.37 WIB
  • Imbal Hasil US Treasury Naik di Tengah “Gencatan Perang Tarif” AS-China, Investor Masih Hati-hati

    14/05/2025, 10.31 WIB

ARTIKEL POPULER