Mahal di Awal, Murah di Akhir! Bangun Pembangkit Geotermal Butuh Rp 44 Triliun Per 1 GW
JAKARTA, investortrust.id - PT PLN (Persero) mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi energi panas bumi (geotermal) terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS), yakni dengan potensi 23,6 gigawatt (GW). Namun, pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) masih menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya kebutuhan investasi yang besar.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan, biaya investasi dalam membangun PLTP mencapai US$ 2,7 miliar (Rp 44,6 triliun) untuk 1 gigawatt (GW). Sementara itu, saat ini proyek PLTP yang sudah dibangun baru 2,3 GW.
“Untuk panas bumi ini, kami melihat di historical untuk 1 giga biaya investasinya sekitar US$ 2,7 miliar,” kata Darmawan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR, di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Baca Juga
Bahlil Minta PLN Bangun Pembangkit Geotermal Berkapasitas 40 MW di Maluku
Dia tidak memungkiri bahwa pembangunan PLTP ini lebih mahal ketimbang membangun pembangkit listrik bertenaga fosil (fossil fuel), seperti pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Sebab, investasi untuk membangun PLTG hanya sebesar US$ 500 juta (Rp 8,3 trilun) untuk 1 GW.
“Jadi lebih mahal memang investasinya (untuk PLTP), tetapi biaya operasinya itu jauh lebih murah. PLTG biaya energinya, operation expense untuk membeli gasnya itu lebih mahal,” terang Darmawan.
Menurut Darmawan, biaya investasi yang mahal ini juga terjadi pada pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) lainnya, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Namun, biaya operasinya lebih murah karena memang tidak ada biaya fuel cost.
“Sedangkan kalau pembangkit gas ada fuel cost, yaitu berbentuk gas, pembelian gas. Jadi untuk itu pengembangan dari panas bumi ini membutuhkan investasi yang cukup besar, karena semuanya ditarik ke depan dalam bentuk exploration, kemudian juga development, kemudian penambahan pembangkit. Namun, setelah itu energinya setengah gratis, rendah sekali,” jelas dia.
Baca Juga
Pasca-'Blackout' Bali, ESDM Dorong Pengembangan PLTP Bedugul untuk Kemandirian Energi
Darmawan menyampaikan, PLN mengadopsi skema front loaded investment dalam pengembangan PLTP. Saat ini, pihaknya telah bermitra dengan sejumlah investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Di sini ada lah beberapa proyek panas bumi yang sudah commission, yang sudah beroperasi dengan jumlah terpasang 2,3 GW dan operatornya ini berbagai investor baik itu domestik maupun internasional," bebernya.

