main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. business

Mahal di Awal, Murah di Akhir! Bangun Pembangkit Geotermal Butuh Rp 44 Triliun Per 1 GW

 

JAKARTA, investortrust.id - PT PLN (Persero) mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi energi panas bumi (geotermal) terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS), yakni dengan potensi 23,6 gigawatt (GW). Namun, pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) masih menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya kebutuhan investasi yang besar.

 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan, biaya investasi dalam membangun PLTP mencapai US$ 2,7 miliar (Rp 44,6 triliun) untuk 1 gigawatt (GW). Sementara itu, saat ini proyek PLTP yang sudah dibangun baru 2,3 GW.

 

“Untuk panas bumi ini, kami melihat di historical untuk 1 giga biaya investasinya sekitar US$ 2,7 miliar,” kata Darmawan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR, di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

 

Baca Juga

Bahlil Minta PLN Bangun Pembangkit Geotermal Berkapasitas 40 MW di Maluku

 

Dia tidak memungkiri bahwa pembangunan PLTP ini lebih mahal ketimbang membangun pembangkit listrik bertenaga fosil (fossil fuel), seperti pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Sebab, investasi untuk membangun PLTG hanya sebesar US$ 500 juta (Rp 8,3 trilun) untuk 1 GW.

 

“Jadi lebih mahal memang investasinya (untuk PLTP), tetapi biaya operasinya itu jauh lebih murah. PLTG biaya energinya, operation expense untuk membeli gasnya itu lebih mahal,” terang Darmawan.

 

https://cloudinary-a.akamaihd.net/dzvyafhg1/image/upload/v1734328006/investortrust-bucket/images/1734328007938.jpg
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo saat acara konferensi pers Paket Kebijakan Ekonomi di Jakarta, Senin (16/12/2024). Foto: Investortrust/Mohammad Defrizal ()
Source:

 

Menurut Darmawan, biaya investasi yang mahal ini juga terjadi pada pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) lainnya, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Namun, biaya operasinya lebih murah karena memang tidak ada biaya fuel cost. 

 

“Sedangkan kalau pembangkit gas ada fuel cost, yaitu berbentuk gas, pembelian gas. Jadi untuk itu pengembangan dari panas bumi ini membutuhkan investasi yang cukup besar, karena semuanya ditarik ke depan dalam bentuk exploration, kemudian juga development, kemudian penambahan pembangkit. Namun, setelah itu energinya setengah gratis, rendah sekali,” jelas dia.

 

Baca Juga

Pasca-'Blackout' Bali, ESDM Dorong Pengembangan PLTP Bedugul untuk Kemandirian Energi

 

Darmawan menyampaikan, PLN mengadopsi skema front loaded investment dalam pengembangan PLTP. Saat ini, pihaknya telah bermitra dengan sejumlah investor, baik dari dalam maupun luar negeri.

 

"Di sini ada lah beberapa proyek panas bumi yang sudah commission, yang sudah beroperasi dengan jumlah terpasang 2,3 GW dan operatornya ini berbagai investor baik itu domestik maupun internasional," bebernya.

 

ARTIKEL POPULER

      BERITA TERKAIT

      • Mahal di Awal, Murah di Akhir! Bangun Pembangkit Geotermal Butuh Rp 44 Triliun Per 1 GW

        14/05/2025, 12.09 WIB
      • Subsidi Jadi Komponen Wajib Jika Ingin Pembangkit Geotermal Tumbuh 

        16/05/2025, 06.28 WIB
      • Wow! Kontrak Baru Hingga 2031, Lamine Yamal Dibayar Sangat Mahal

        28/05/2025, 02.53 WIB
      • Pemerintah Butuh Rp 10.000 Triliun untuk Bangun Infrastruktur Nasional hingga 2029

        27/05/2025, 13.20 WIB
      • Indonesia Ingin Bangun PLTN, Bill Gates Cerita soal Energi Nuklir Murah

        08/05/2025, 00.35 WIB