Pertanian Bukan Sekadar Pangan, Ini Fakta di Balik 28,5% Tenaga Kerja Indonesia
BALIKPAPAN, Investortrust.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta sektor pertanian bukan hanya menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional, melainkan sektor penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia.
"Kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian mencapai 28,5% dari total angkatan kerja nasional," ungkap Mentan dalam Rapat Koordinasi Percepatan Swasembada Pangan di Auditorium Makodam VI/Mulawarman, Balikpapan, Jumat (9/5/2025) dilansir Antara.
Amran mengatakan, sektor pertanian adalah penyerap tenaga kerja terbesar di negeri ini. Karena itu, penguatan sektor itu adalah penguatan langsung terhadap rakyat. Sektor pertanian tidak hanya penting dari sisi ekonomi dan ketahanan pangan, tetapi berfungsi sebagai penyokong keberlanjutan sosial melalui pembukaan lapangan kerja bagi jutaan rakyat Indonesia.
Baca Juga
Sektor Pertanian Bertumbuh Spektakuler, Sebuah Sinyal Kebangkitan Pertanian?
Dalam kesempatan itu, Mentan menyoroti regenerasi petani serta mendorong keikutsertaan pemuda dalam program Brigade Pangan sebagai solusi jangka panjang. "Saya ajak generasi muda Kalimantan Timur ikut mengelola agribisnis secara modern, terstruktur, dan menguntungkan,” ujarnya.
Amran menegaskan, peranan penyuluh pertanian di lapangan karena penyuluh merupakan ujung tombak pendamping petani dan pelaksana berbagai program strategis. “Presiden telah mengeluarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2025 tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian. Kami akan alihkan status mereka dari daerah ke pusat, agar lebih sinergis,” ujarnya.
Selama masa transisi, Amran meminta para penyuluh aktif mengawal program optimalisasi lahan (oplah), luas tambah tanam (LTT), cetak sawah, serap gabah, dan Brigade Pangan.
Kalimantan Timur memiliki posisi strategis dalam peta pangan nasional. Dengan luas lahan yang masih potensial dan keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kaltim diharapkan menjadi penggerak swasembada di kawasan timur Indonesia.
“Kami targetkan Kalimantan Timur jadi lumbung pangan regional. Bahkan, bisa jadi provinsi penyuplai pangan ke daerah lain, dan juga ekspor ke negara tetangga,” tuturnya.
Di Balikpapan, Mentan juga menyampaikan perkembangan sektor pertanian nasional yang mencatat pertumbuhan signifikan pada triwulan pertama 2025. “BPS mencatat pertumbuhan sektor pertanian mencapai 10,52%, tertinggi dibanding sektor lainnya. Produksi padi naik 51,45% dan jagung naik 39,02% dibanding tahun lalu,” ungkapnya.
Pertumbuhan itu didukung berbagai strategi nasional, seperti program intensifikasi melalui oplah, ekstensifikasi dengan pencetakan sawah, serta modernisasi pertanian berbasis alat mesin pertanian (alsintan).
Ratusan unit alsintan telah disalurkan ke daerah-daerah termasuk Kalimantan Timur. "Ada traktor tanam padi, pompa air, hingga traktor roda empat dan dua. Semua ini untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas,” tuturnya.
Baca Juga
Di Hadapan Prabowo, Bill Gates Apresiasi Upaya Indonesia dalam Kesehatan dan Pertanian
Selain produksi, Amran menyebutkan, serapan beras nasional juga mencatat sejarah. Dalam 4 bulan pertama 2025, serapan mencapai 1,7 juta ton semuanya berasal dari hasil panen dalam negeri tanpa impor.
Dia mengutip laporan Rice Outlook April 2025 dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) bahwa Indonesia menjadi produsen beras terbesar se-ASEAN, mengungguli Vietnam dan Thailand.
“Diproyeksikan produksi beras kita mencapai 34,6 juta ton tahun ini, meningkat 600.000 ton dari perkiraan sebelumnya. Ini bukti nyata bahwa sektor ini terus tumbuh tangguh,” katanya.

