Kupas Tuntas Worldcoin dan WorldID, Proyek Kripto yang Dibekukan Komdigi
JAKARTA, investortrust.id - Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID, proyek yang digagas oleh CEO OpenAI Sam Altman dibekukan sementara oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Langkah itu merupakan bentuk respons terhadap laporan masyarakat terkait aktivitas mencurigakan, mengingat metode identifikasi biometrik yang tidak biasa sehingga memicu debat soal privasi data, keamanan.
Di Indonesia, layanan Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama badan hukum PT Sandina Abadi Nusantara. Worldcoin sendiri baru memulai ekspansinya ke Indonesia pada Februari 2025 dengan pendirian 17 World Spaces Hub di Jabodetabek. Ketika itu, perusahaan menjadikan Jakarta sebagai kota peluncuran Orbs perdananya.
Worldcoin dan WorldID merupakan proyek global berbasis teknologi blockchain dan biometrik yang digagas oleh Tools for Humanity. Layanan ini mengklaim bertujuan menciptakan identitas digital universal dan sistem distribusi ekonomi global berbasis token kripto.
Sebagai insentif, di beberapa negara, pengguna yang berhasil mendaftar akan menerima token kripto WLD. Pada perdagangan Senin (5/5/2025), harga native token Worldcoin, WLD mengalami tekanan signifikan. Salah satu proyek kripto yang paling banyak dibicarakan di sektor identitas digital, mengalami penurunan signifikan sebesar 15,44% dalam tujuh hari terakhir. Saat ini, harga WLD tercatat di level US$ 0,9434, menandai tekanan jual yang cukup besar di tengah kondisi pasar kripto yang cenderung bearish.
Kapitalisasi pasar Worldcoin kini berada di angka US$ 1,24 miliar, turun 1,52%, sementara volume perdagangan harian tercatat sebesar US$ 111,02 juta, anjlok 21,52% dalam 24 jam terakhir. Rasio volume terhadap market cap berada di level 8,91%, menunjukkan adanya pelemahan aktivitas perdagangan terhadap total valuasi aset.
Baca Juga
Indonesia Halts Worldcoin and WorldID Services Over Legal Violations and Security Concerns
Sementara itu, total pasokan Worldcoin adalah 10 miliar WLD, dengan pasokan yang sudah beredar di pasar sebanyak 1,32 miliar WLD. Fully Diluted Valuation (FDV) aset ini diperkirakan mencapai US$ 9,43 miliar, menunjukkan potensi nilai maksimal jika seluruh token telah beredar.
Penurunan ini menjadi perhatian bagi para investor dan pengamat kripto, mengingat Worldcoin merupakan proyek ambisius yang digagas oleh Sam Altman dengan misi menciptakan sistem identitas global berbasis iris mata. Kendati proyek ini memiliki visi jangka panjang, tekanan jangka pendek akibat pembekuan layanan di Indonesia memicu volatilitas pasar.
Adapun langkah terbaru yang dilakukan pemerintah Indonesia, melansir BeInCrypto akan menambah panjang deret permasalahan yang dihadapi oleh Worldcoin. Karena sebelumnya regulator Jerman, sudah menempuh langkah yang lebih agresif, yakni dengan meminta perusahaan untuk menghapus data biometrik pengguna.
Melalui Kantor Negara Bagian Bavaria untuk Perlindungan Data (BayLDA), pengawas privasi Jerman melalui investigasinya mengungkap bahwa mereka sangat tidak puas dengan kepatuhan Worldcoin. Pihak regulator memandang Worldcoin bakal mendapat kewajiban untuk menyediakan prosedur penghapusan data, yang sesuai dengan ketentuan GDPR.
Namun pihak World (Worldcoin) segera mengajukan banding atas putusan tersebut dan mengeklaim bahwa hasil investigasi tersebut sebagian besar berkaitan dengan operasi dan teknologi lama yang telah tergantikan di tahun 2024.
Selain itu, beberapa negara lain seperti Spanyol, Portugal dan Hong Kong juga sempat menggelar penyelidikan intensif. Mereka khawatir bahwa kehadiran Worldcoin berisiko mengikis kedaulatan datanya.
Terlepas dari hal itu, langkah ekspansi Worldcoin tetap tidak terhenti. Perusahaan baru saja menancapkan bisnisnya di Amerika Serikat (AS) dan menggandeng VISA untuk merilis World Card yang terhubung dengan wallet World App. Sejak diluncurkan pada Juli 2023, Tools for Humanity, perusahaan di balik World Network, mencatat bahwa platformnya telah mencapai 10 juta pengguna terverifikasi. Sementara itu, dalam enam bulan terakhir, jaringan untuk World telah meningkat hampir dua kali lipat menjadi 26 juta pengguna, dengan 12 juta orang yang terverifikasi di seluruh dunia, termasuk tambahan dari peluncuran di Amerika Serikat baru-baru ini.
Worldcoin (WLD)
-
Apa itu?
Worldcoin adalah token kripto (WLD) berbasis Ethereum, yang dirancang sebagai insentif dan alat transaksi dalam ekosistem Worldcoin. -
Fungsi utama:
Memberikan insentif kepada pengguna yang mendaftar dan memverifikasi identitas mereka menggunakan World ID. Token ini juga bisa digunakan dalam berbagai aplikasi Web3 di masa depan. -
Distribusi:
Sebagian besar token dialokasikan untuk pengguna di seluruh dunia (airdrop), sementara sebagian lainnya untuk tim, investor, dan pengembangan ekosistem.
Perusahaan rintisan Sam Altman, Tools for Humanity, resmi meluncurkan Orb Mini, perangkat portabel berbentuk ponsel yang dirancang untuk membedakan manusia dengan agen kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Produk ini diluncurkan dalam acara “At Last” di San Francisco, Rabu (30/4/2025) waktu setempat, sebagai bagian dari misi global untuk menciptakan bukti 'kemanusiaan' di era AI.
Chief Device Officer Tools for Humanity, Rich Heley mengungkapkan, Orb Mini memiliki dua sensor besar di bagian depan untuk memindai bola mata pengguna, mirip dengan versi Orb sebelumnya yang pernah dikupas dalam program Bisik Epik di investortrust.id. Proyek World sebelumnya dikenal sebagai Worldcoin, dibangun dengan premis bahwa di masa depan manusia dan agen AI akan sulit dibedakan di internet.
Untuk menjawab tantangan itu, mereka mengembangkan perangkat verifikasi berbasis biometrik yang memberi pengguna identitas unik di blockchain setelah melakukan pemindaian iris mata. Bentuk Orb Mini menyerupai ponsel pintar, tetapi fungsinya bukan untuk menelepon atau menjalankan aplikasi.
World ID
-
Apa itu?
World ID adalah sistem identitas digital berbasis biometrik yang membuktikan bahwa seseorang adalah manusia unik tanpa mengungkapkan identitas pribadi mereka (disebut proof of personhood). -
Bagaimana cara kerja?
Verifikasi dilakukan dengan perangkat khusus bernama Orb, bola logam yang memindai iris mata pengguna untuk membuat World ID yang terenkripsi dan tersimpan secara aman di blockchain. -
Tujuan:
Menanggapi masalah identitas digital di era AI dan bot dengan menciptakan sistem yang decentralized, pribadi, dan aman, guna membedakan manusia dari mesin di internet.
Tools for Humanity (TFH) menghadirkan World ID di Indonesia. Proyek ini bertujuan untuk membedakan manusia dari kecercasan buatan (artificial intelligence/AI) di internet dengan sistem verifikasi yang aman dan menjaga privasi pengguna. “Kami melihat begitu banyak kasus penipuan online yang melibatkan AI, mulai dari akun palsu hingga manipulasi data pribadi,” ujar General Manager Tools for Humanity for Indonesia, Wafa Taftazani di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
TFH menawarkan solusi dengan sistem World ID, yang memungkinkan seseorang bisa membuktikan bahwa mereka adalah manusia asli tanpa perlu membagikan data pribadi mereka. Proses verifikasinya melibatkan scanning iris mata, karena iris merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang memiliki keunikan tinggi dan tidak berubah seiring waktu. Iris mata adalah bagian mata yang berwarna dan berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Iris juga disebut sebagai selaput pelangi.
Salah satu keunggulan utama World ID adalah komitmen terhadap privasi pengguna. World tidak menyimpan data pribadi seperti nama, alamat, email, atau nomor telepon. Setelah proses verifikasi selesai, data yang telah dipindai langsung dihapus dan hanya disimpan dalam perangkat milik pengguna. “Kami tidak menyimpan data pribadi pengguna. Semua informasi tersimpan di perangkat masing-masing, dan setelah verifikasi, datanya langsung dihapus,” tegas Wafa.
Selain itu, World ID menggunakan teknologi open-source, yang berarti siapa saja dapat mengakses dan memeriksa kode sistemnya. Pengguna juga dapat mencadangkan data mereka secara pribadi ke layanan cloud seperti Google Drive atau iCloud, sehingga jika perangkat mereka hilang, mereka tetap dapat mengakses akun mereka. “Jika Anda kehilangan ponsel, kami tidak bisa membantu memulihkan data Anda. Anda sendiri yang memiliki kontrol penuh atas informasi tersebut,” tambah Wafa.
Dengan semakin meningkatnya ancaman dari AI di dunia digital, sistem seperti World ID menjadi solusi yang sangat dibutuhkan. Dengan teknologi verifikasi iris yang aman, transparan, dan menjaga privasi, World ID juga berupaya menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi semua orang.
World App 4.0
World juga memperkenalkan World App 4.0 terbaru yang akan segera dirilis. Pembaruan ini memungkinkan identitas terverifikasi para pengguna, fitur keuangan, dan jejaring sosial berjalan secara lebih terpadu. Dibangun khusus untuk menjawab tantangan di era AI, World App 4.0 telah mendesain ulang ekosistem Mini Apps agar lebih intuitif, dengan navigasi yang lebih baik di seluruh kategori Apps, Games, dan Coins. Selain itu, fitur World Chat kini telah diintegrasikan sebagai elemen inti dari aplikasi.
Sebagai bagian dari pengembangan ini, World juga telah mengidentifikasi area-area utama di mana bukti bahwa seseorang benar-benar manusia nyata sangat diperlukan. Selain itu, World juga telah mengeksplorasi cara-cara baru untuk mengintegrasikan verifikasi usia yang mengutamakan privasi. Melalui kerja sama dalam industri game dengan Razer dan dalam industri online dating dengan Tinder, World ID dapat diintegrasikan secara mulus ke dalam ekosistem yang sudah ada. Integrasi ini bertujuan untuk menciptakan interaksi online yang lebih aman dan nyata, serta membangun kembali kepercayaan para pengguna, dengan membantu pengguna memastikan bahwa profil yang mereka temui adalah orang sungguhan.
Hal yang tak kalah penting, World bekerja sama dengan Visa memperkenalkan WorldCard, salah satu kartu pertama di dunia yang dibuat untuk manusia terverifikasi dengan World ID yang akan diluncurkan akhir tahun ini. Kartu ini akan terhubung langsung ke dompet World App pengguna, sehingga mereka dapat membelanjakan aset digital mereka di mana pun Visa diterima, atau di lebih dari 150 juta lokasi di seluruh dunia, baik secara online maupun di toko fisik.
“Sebuah rencana sederhana telah membentuk perjalanan World mulai dari konsep hingga menjadi kenyataan. Kami memulai dengan menciptakan sistem Proof of Human yang terukur dengan tetap mengedepankan privasi yang mampu bertahan bahkan dari sistem AI yang paling canggih sekalipun, dengan tujuan untuk memperluas jangkauan ke lebih banyak pengguna di seluruh dunia dan terus membawa manfaat dari jaringan yang berpusat pada manusia dan AI ini kepada semua orang. Langkah kami ke depan adalah memastikan bahwa teknologi tetap menjadi alat yang memberdayakan hubungan antar manusia, bukan menggantikannya” pungkas Wafa dalam siaran pers, Rabu (30/4/2025).
Video: Courtesy of The Verge Youtube Channel

