Rosan Bakal Beri Dongsung Chemical Insentif Investasi Bila Penuhi Syarat Ini
KARAWANG, investortrust.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P Roeslani menyambut positif peresmian pabrik pusat poliuretan global milik PT Dongsung Chemical Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Diketahui proyek investasi tersebut menelan biaya hingga Rp 1,5 triliun.
Dalam kesempatan tersebut, Rosan memberikan penjelasan terkait peresmian pabrik dan tindak lanjut instruksi Presiden Prabowo Subianto perihal penghapusan Peraturan Teknis (Pertek) serta relaksasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Rosan berujar Dongsung Chemical dalam produksinya menggunaan bahan yang berasal dari dalam dan luar negeri.
"Kita akan lebih mendorong lagi untuk pemakaian produk dalam negeri. Tapi di Dongsung sudah sangat compliant, sangat-sangat baik, dengan memakai produk-produk yang ada di dalam negeri," katanya kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).
Pria yang juga menjabat sebagai CEO Danantara itu menjelaskan, rencana pemerintah merevisi aturan TKDN bukanlah untuk melonggarkan kebijakan. Rencana revisi terhadap aturan TKDN dimaksudkan untuk mengatur pemberian insentif kepada investor. Hal serupa, katanya, juga akan diberikan kepada Dongsung Chemical apabila memenuhi syarat TKDN.
Baca Juga
Dijadikan Hub Global, Pabrik Dongsung Chemical di Karawang Rp 1,5 Triliun Diresmikan
"Kalau mereka mencapai TKDN 40% akan kita berikan insentif fiskal yang lebih besar," sambungnya.
Rosan meyakini rencana tersebut bakal menghadirkan situasi yang positif terhadap iklim investasi di Indonesia. Menurutnya sejumlah negara telah merespons positif rencana pemerintah merevisi Pertek dan TKDN.
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya agar regulasi mengenai TKDN harus dibuat dengan fleksibel dan realistis. Hal itu penting guna menjaga daya saing industri Tanah Air di pasar global.
“TKDN sudahlah niatnya baik, nasionalisme. Saya kalau saudara, mungkin sudah kenal saya lama, mungkin dari saya ini paling nasionalis. Kalau istilahnya dulu, kalau mungkin jantung saya dibuka yang keluar merah putih, mungkin," tutur Presiden Prabowo dalam sesi dialog pada acara Sarasehan Ekonomi yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Tapi kita harus realistis, TKDN dipaksakan, ini akhirnya kita kalah kompetitif. Saya sangat setuju, TKDN fleksibel saja, mungkin diganti dengan insentif,” lanjut Presiden Prabowo.
-

