'Begini' Target Ambisius KAI Jadi Perusahaan Transportasi Nomor 1 se-ASEAN
JAKARTA, investortrust.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi menetapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025–2029 yang bertujuan menjadi perusahaan transportasi berbasis rel terdepan di Asia Tenggara atau ASEAN dengan layanan berkelas dunia.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyatakan, strategi bisnis jangka panjang hingga 2029 akan mencakup volume pelanggan dan angkutan barang yang diangkut KAI Logistik.
“KAI membidik capaian signifikan pada 2029, yaitu volume pelanggan sebanyak 86,6 juta orang, serta volume angkutan barang mencapai 111,2 juta ton batu bara dan 10,9 juta ton non-batu bara,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (29/4/2025).
Baca Juga
4,34 Juta Tiket Kereta Api Ludes Terjual di H+7 Lebaran, Okupansi Capai 95%
Selain itu, lanjut Anne, KAI juga mengadopsi pendekatan customer-centric atau fokus pada kebutuhan pengguna. Hal ini diwujudkan melalui digitalisasi layanan, pengembangan program loyalitas, serta penyediaan layanan tambahan yang sesuai dengan preferensi dan harapan pelanggan masa kini.
“Kami ingin membangun hubungan emosional dengan pelanggan melalui layanan yang tidak hanya efisien, tetapi personal dan berkesan. Target kami adalah mencapai nilai kepuasan pelanggan sebesar 4,55 dari skala 5,00 untuk angkutan penumpang, dan 4,50 dari skala 5,00 untuk angkutan barang pada 2029,” tambah Anne.
Lebih lanjut, KAI menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar 29% dibandingkan kondisi business-as-usual (tanpa intervensi) untuk emisi langsung (Scope 1) dan tidak langsung (Scope 2).
Anne menyampaikan, komitmen KAI dalam mencapai nol insiden dalam pengelolaan limbah pada 2029. Untuk aspek sosial, tambah dia, KAI menargetkan Human Capital Maturity Index pada 3,25, yang menunjukkan pengelolaan sumber daya manusia adaptif dan berdaya saing tinggi.
“Sementara itu, dalam bidang tata kelola perusahaan, KAI menargetkan peningkatan skor good corporate governance (GCG) menjadi 94,817, serta meraih asesmen risiko ESG dengan predikat low risk atau risiko rendah,” tutur Anne.
Baca Juga
Indonesia Gandeng Prancis Perkuat Kerja Sama Transportasi Udara hingga Perkeretaapian
Di sisi finansial, Anne menambahkan, KAI fokus pada penguatan struktur modal, peningkatan efisiensi biaya, dan optimalisasi aset non-angkutan. “Tidak hanya itu, KAI juga mempercepat pengembangan unit bisnis baru, seperti layanan logistik terintegrasi, pengelolaan properti berbasis transit oriented development (TOD), serta layanan berbasis digital sebagai upaya memperluas sumber pendapatan,” imbuh dia.
Sebagai upaya mitigasi risiko bisnis di tengah perubahan pasar yang cepat, kata Anne, KAI mengadopsi sistem manajemen risiko berbasis data analitik, sehingga mampu mendeteksi lebih dini dinamika eksternal dan mengantisipasinya secara efektif. “Diversifikasi bisnis menjadi kunci untuk memperkuat daya tahan perusahaan terhadap perubahan pasar,” pungkas dia.

