Ajak Australia, KAI Sulap Kawasan Sudirman Jadi 'Pintu Gerbang' Transportasi Masa Depan
JAKARTA, investortrust.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tengah menggodok pengembangan kawasan Sudirman, Jakarta sebagai pusat integrasi transportasi publik bersama Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) dan anak usaha PT MRT Jakarta (Perseroda), yakni PT PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).
Demikian disampaikan Direktur Utama (Dirut) KAI Didiek Hartantyo dalam acara Kick Off Meeting bertajuk “Sudirman Gateway: Transit Oriented Development Project Preparation for Viable Private Investment” di Ballroom Jakarta Railway Center.
Baca Juga
157 Juta Orang Pilih Kereta, KAI Ungkap Data Terbaru Penumpang KRL, Whoosh, hingga LRT
“Pengembangan kawasan ini untuk memperkuat integrasi layanan, memaksimalkan potensi ruang, serta menjawab pertumbuhan mobilitas masyarakat perkotaan yang meningkat,” kata Didiek dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (16/5/2025).
Dia memaparkan, Stasiun KAI Commuter Sudirman telah melayani 14.378.933 penumpang naik dan 14.706.150 penumpang turun, sedangkan Stasiun Karet melayani 4.479.228 penumpang naik dan 4.667.803 penumpang turun.
“Moda transportasi lainnya yang terhubung di kawasan ini, seperti LRT Jabodebek, juga mencatat aktivitas signifikan. Di Stasiun Dukuh Atas BNI, ada 5.580.440 penumpang naik dan 5.235.997 penumpang turun selama periode yang sama,” terang Didiek.
Menurut Didiek, penataan ulang peran Stasiun Karet dan optimalisasi Stasiun Sudirman serta BNI City diharapkan menjadi hub utama layanan KAI Commuter di masa mendatang.
Meski demikian, Dirut KAI masih belum bisa memastikan investasi yang diperlukan untuk menata kawasan Sudirman karena masih pada feasibility study (FS). “MITJ dan KIAT akan mendukung penyusunan studi kelayakan serta strategi investasi kawasan ini,” tutur dia.
Dikatakan Didiek, kajian tersebut menyoroti berbagai aspek strategis, termasuk optimalisasi integrasi antar moda -commuter line, MRT, LRT, dan KA Bandara- serta peningkatan kenyamanan pengguna.
“Studi ini juga menjadi awal penguatan potensi pendapatan non-tiket, melalui pengembangan ruang komersial, area coworking, dan fasilitas publik lain yang bernilai ekonomi di sekitar kawasan,” imbuh dia.
Baca Juga
KAI Catat Kinerja Positif: Angkutan Barang Naik 3%, Batu Bara Dominasi 83%
Adapun Sudirman Gateway mengusung tema besar “Reimagining Sudirman Gateway: Transformasi Perkotaan melalui Mobilitas Tanpa Hambatan, Ruang Publik Inklusif, dan Kehidupan Kota yang Dinamis.”
Didiek juga menerangkan, penataan kawasan Sudirman akan dijalankan secara bertahap sepanjang 2025, mulai pengumpulan data, konsultasi teknis, penyusunan konsep dan strategi bisnis, hingga finalisasi kajian.
“Kami ingin menjadikan Sudirman Gateway sebagai ruang temu antara sistem transportasi masa depan dan tata kota yang mendorong pertumbuhan masyarakat inklusif, membuka peluang optimalisasi pendapatan di luar tiket atau non-farebox revenue (NFR), serta memperkuat integrasi antarmoda,” pungkas dia.

