'Begini' Cerita Wartawan yang "Kecipratan" Hunian Terjangkau di Rusun Pasar Rumput
JAKARTA, investortrust.id – Program hunian vertikal Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput kini semakin terbuka bagi masyarakat umum, termasuk bagi para profesional seperti wartawan. Qonita (27), seorang wartawan media nasional, menjadi salah satu penghuni yang telah merasakan manfaat program 3 juta rumah ini.
“Sebenarnya sudah sejak paruh kedua tahun lalu saya dengar kalau Rusun Pasar Rumput akan disewakan untuk umum. Namun, saya sudah pesimistis karena bukan ber-KTP Jakarta,” ungkap Qonita saat dihubungi investortrust.id, Kamis (24/4/2025) malam.
Baca Juga
Terbang ke AS, Ketum Kadin Anindya Promosikan Program 3 Juta Rumah hingga Danantara
Namun, menjelang akhir tahun, ia mendapatkan informasi bahwa profesi wartawan juga termasuk dalam kategori yang diperbolehkan menyewa unit di rusun tersebut. “Saya dapat info itu dari teman sesama wartawan. Tanpa pikir panjang, saya berusaha memenuhi syarat dan mendaftar,” tambah wanita asal Purworejo, Jawa Tengah itu.
Menurut Qonita, fasilitas yang disediakan di unit Rusun Pasar Rumput terbilang lengkap dan memadai. Setiap unit dilengkapi dua kasur busa beserta ranjang, lemari plastik, kursi, ember, jemuran, tempat sampah, serta satu unit AC.
Selain itu, tiap unit terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan area dapur. “Dengan berbagai fasilitas itu dan lokasinya yang strategis, worth it sih dengan harga sewa Rp 1,25 juta di lantai tempat saya tinggal,” ujarnya.
Dia menambahkan, harga sewa di Rusun Pasar Rumput bervariasi tergantung lantai—semakin bawah, harga sewanya cenderung lebih mahal.
Salah satu kemudahan yang dinikmati penghuni adalah tidak adanya biaya iuran pengelolaan lingkungan (IPL), yang menurut Qonita cukup meringankan beban bulanan.
Untuk bisa menyewa unit, Qonita menyebutkan, dirinya sebagai wartawan perlu menyertakan surat rekomendasi dari pemimpin redaksi. Selain itu, ada sejumlah dokumen standar yang juga harus dipenuhi, seperti fotokopi kartu keluarga (KK), KTP, slip gaji terakhir, dan formulir data diri.
Baca Juga
Dukung Program 3 Juta Rumah, Aguan Bangun 500 Hunian di Kalsel
Sebelum tinggal di Rusun Pasar Rumput, Qonita mengaku menyewa kamar indekos di kawasan Tanjung Barat dengan biaya Rp 800.000 per bulan. Meski biaya kos lebih murah, ia mengatakan, biaya transportasi sehari-hari ke pusat kota menjadi beban tersendiri.
“Kalau di sini (Rusun Pasar Rumput), lokasi lebih strategis, jadi ongkos transport bisa ditekan. Total pengeluaran bulanan jadi lebih efisien,” tutur Qonita.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait telah meminta kepada Perusahaan Umum Daerah (PD) Pasar Jaya selaku pengelola Rusun Pasar Rumput memangkas harga sewa yang semula Rp 3,5 juta per bulan menjadi Rp 1,25 juta per bulan. Alhasil, harga lebih terjangkau dan memudahkan masyarakat untuk mengambil unit di rusun tersebut.
“Dengan harga Rp 3,5 juta di Jakarta itu untuk orang kecil atau untuk orang menengah, tepat sasaran tidak? Tidak kan. Makanya, saya minta ke PD Jaya jadi Rp 1,25 juta,” kata Ara, sapaan akrab Maruarar di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada 28 Oktober 2024 lalu.
Adapun menurut Surat Edaran (SE) PD Pasar Jaya Unit Pelaksana Rumah Susun (UPRS) Pasar Rumput Nomor: 044/SE/2025 tentang Pengelolaan Pasar dan Rumah Susun Pasar Rumput serta Menjaga Ketertiban dan Kenyamanan di Lingkungan UPRS, calon penyewa dapat mendaftar secara daring melalui situs resmi PD Pasar Jaya.
“Proses pendaftaran daftar sewa unit hunian Rumah Susun Pasar Rumput hanya dapat dilakukan secara online melalui situs web resmi Pasar Jaya https://sirupa.pasarjaya.co.id/ dan seluruh tahapan pendaftaran gratis, tidak dipungut biaya apapun,” tulis surat tersebut.

