Indonesia Ikut Suarakan Masa Depan Rumput Laut Tropis di Panggung Global
BRITISH COLUMBIA, Investortrust.id – Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) turut mengambil peran aktif dalam Simposium Rumput Laut Internasional ke-25 (International Seaweed Symposium/ISS25) yang diselenggarakan oleh International Seaweed Association (ISA) pada 4–9 Mei 2025 di Victoria, British Columbia, Kanada.
Acara prestisius ini menjadi ajang pertemuan global bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor rumput laut dari berbagai negara, termasuk ilmuwan, akademisi, pelaku usaha, industri, mahasiswa, hingga pengambil kebijakan.
Dalam simposium tersebut, Ketua Umum ARLI, Safari Azis ikut mempresentasikan materi berjudul: “Cultivating a Greener Future by a Blue Carbon Breakthrough – The Seaweed Carbon Sink Cooperation between The Indonesia Seaweed Association (ARLI) and The China Algae Industry Association (CAIA)”, yang menyoroti kolaborasi strategis antara Indonesia dan China dalam mendukung potensi rumput laut sebagai solusi penyerapan karbon alami dan kontribusinya terhadap iklim global.
Dalam kesempatan tersebut Safari Azis juga melakukan sejumlah kegiatan strategis, antara lain ikut serta dalam Pertemuan industri (Industrial Meeting) dengan pelaku usaha global dalam bidang rumput laut untuk membahas rantai nilai, investasi, dan inovasi teknologi.
Safari Azis juga berdiskusi secara khusus dengan Presiden ISA, Dr Helena Abreu, serta beberapa mantan Presiden ISA guna membahas tantangan dan solusi pengembangan rumput laut tropis ke depan, termasuk perbedaan perspektif internasional terhadap klasifikasi komoditas rumput laut.
Dalam diskusi ini, kata Safari Azis dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (10/5/2025) menyebutkan ARLI menyoroti bahwa di Indonesia rumput laut masih diklasifikasikan dalam nomenklatur Unit Pengolahan Ikan (UPI).
“Hal ini dianggap tidak relevan oleh komunitas internasional yang melihat rumput laut bukan sebagai komoditas ikan atau perikanan lainnya. ARLI bersama ISA mendorong perlunya adopsi nomenklatur yang lebih tepat, yaitu Unit Pengolahan Rumput Laut (UPRL) untuk menegaskan identitas sektor ini secara spesifik,” kata Safari.
Baca Juga
Indonesia-Vietnam Perkuat Kerja Sama Budidaya Lobster, Tuna hingga Rumput Laut
International Seaweed Symposium/ISS25 tahun ini dihadiri oleh sekitar 730 delegasi dari 34 negara, memperkuat semangat kolaborasi lintas sektor dan lintas negara dalam mengembangkan ekosistem rumput laut berkelanjutan.
Beragam topik strategis dibahas dalam rangkaian presentasi ilmiah, forum diskusi, dan pertemuan industri, antara lain: inovasi dalam budidaya dan pemrosesan rumput laut, kontribusi rumput laut terhadap perubahan iklim melalui penyerapan karbon (blue carbon), serta peluang industri berbasis ekonomi biru.
Pada penutupan ISS25, Safari Azis mendapat kehormatan untuk menyampaikan “Thank You Remarks” kepada pihak penyelenggara ISS 2025 dan Presiden ISA. Selanjutnya sebagai bentuk apresiasi dan simbol budaya Indonesia, Safari menyerahkan kenang-kenangan berupa hiasan khas yang terbuat dari Tropical Seaweed Algarium kepada Presiden ISA, Dr Helena Abreau.
Keterlibatan aktif ARLI dalam ISS25 mencerminkan komitmen Indonesia dalam memajukan sektor rumput laut tropis yang berkelanjutan, memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, serta memperjuangkan perubahan sistemik yang lebih sesuai dengan karakteristik dan potensi rumput laut tropis.

