Ditanya Uya Kuya Soal Pabrik Berbahan Bakar Sampah Plastik, Ini Jawaban BPOM
JAKARTA, investortrust.id - Anggota Komisi IX DPR Surya Utama atau Uya Kuya menyoroti penggunaan sampah plastik sebagai bahan bakar proses pembuatan tahu di sebuah pabrik di sekitar Surabaya, Jawa Timur yang viral. Video tersebut diunggah akun Instagram @bule_sampah dengan like sebanyak 62,5 ribu dan memancing 5.580 komentar.
“Nah, itu kebayang bagaimana berbahayanya, bukan hanya paparan dari sisa residu plastik yang masuk ke tahu itu, tapi juga udara,” kata Uya Kuya, saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi XI dengan Kepala BPOM, di ruang rapat Komisi IX, Jakarta, Kamis (15/4/2025).
Menurut Uya Kuya, fenomena ini bukan yang pertama. Sebab, seingatnya, lima tahun lalu sudah ada video dokumenter media Australia yang mengungkap masalah ini.
Baca Juga
Menanggapi ini, Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengamini temuan dari media Australia. Dia mengatakan masalah bahan bakar plastik di pabrik tahu ini telah menjadi temuan pada 2019 dan sudah ditangani oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Taruna menjelaskan kasus ini sudah dalam penanganan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Timur dan Balai Besar POM Surabaya. Tim BPOM dan Balai Besar POM sudah diturunkan ke pasar untuk mengecek peredaran makanan.
“Kami melakukan sampling dua kali dalam sebulan, tergantung kapasitas personil yang kami miliki di daerah,” ujar Taruna.
Idealnya, kata Taruna, tenaga unit pelaksana teknis untuk menguji makanan dan obat tersedia hingga tingkat kabupaten/kota. Sementara itu, saat ini unit pelaksana teknis yang dimiliki BPOM baru tersedia sebanyak 76 unit di seluruh Indonesia.
“Sementara daerah tingkat II kita jumlahnya 514, ditambah 38 provinsi. Tentu, sangat terbatas. Jadi, ditanya tentang bagaimana mengamankan isu tahu. Kami sudah turun, dan yang beredar isu yang muncul sejak 2019. Tapi kami akan mengecek kembali,” kata dia.

