Prof Didik Rachbini Kembali Terpilih Menjadi Rektor Universitas Paramadina
JAKARTA, investortrust.id - Prof. Didik J Rachbini, M.Sc., Ph.D. kembali terpilih menjadi Rektor Universitas Paramadina. Yayasan Wakaf Paramadina menetapkan ekonom senior itu sebagai Rektor periode 2025-2029 setelah melewati proses sidang senat di Kampus Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025).
Sidang senat ini merupakan bagian dari proses demokratis untuk memilih pemimpin baru yang akan melanjutkan kepemimpinan Universitas Paramadina ke depan.
Prof. Didik menyampaikan apresiasi kepada Senat dan Yayasan, atas kepercayaannya. Ia juga mengajak seluruh komponen Universitas Paramadina bekerja keras, cerdas, dan tuntas mewujudkan amanah Yayasan Wakaf Paramadina, para pendiri, dan orang tua mahasiswa yang menitipkan putra-putrinya di kampus Universitas Paramadina.
Baca Juga
Tarif Impor AS Mencekik, Ekonom Paramadina: Rakyat Akan Tunggu Respons Presiden Prabowo
"Kami pastikan para mahasiswa mendapatkan pendidikan dan pengalaman terbaik. Jika mereka sukses, universitas juga sukses," kataDidik Rachbini dalam keterangan resmi Universitas Paramadina, Jumat (9/5/2025) malam.
Acara itu dihadiri Ketua Umum Yayasan Wakaf Paramadina Hendro Martowardojo, mantan Rektor Universitas Paramadina periode 2007-2015 Anies Baswedan, Sekretaris Yayasan Wakaf Paramadina Wijayanto Samirin, serta seluruh anggota Senat Universitas Paramadina yang terdiri atas Dekanat dan Ketua Program Studi. Sidang senat dipimpin Dr. Tatok Djoko Sudiarto dan Prof. Dr. Iin Mayasari.
Dalam sidang tersebut, setiap anggota senat memberikan usulan nama-nama calon rektor Universitas Paramadina yang baru. Proses ini dilakukan secara demokratis sebagai bentuk komitmen universitas terhadap tata kelola yang transparan dan partisipatif.
Mantan Rektor Universitas Paramadina yang juga anggota Senat, Anies Baswedan menyampaikan pentingnya menjaga nilai-nilai kebersamaan dan harmoni dalam organisasi.
"Kalau boleh saya usul, ada satu cara kalau kita bicara mengenai persatuan, kata yang sebenarnya sudah lama ada tapi mulai jarang digunakan, yaitu rukun. Itu kata kuncinya,” ujar dia.
Rukun walau Terpisah-pisah
Terkadang, menurut Anies Baswedan, persatuan tidak melulu soal kebersamaan, tapi juga kerukunan. “Bukan soal harus selalu bergabung. Dalam sebuah organisasi, kita harus rukun walaupun terpisah-pisah," tutur dia.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Wakaf Paramadina, Hendro Martowardojo menekankan pentingnya menjaga kerja sama lintas elemen di tengah terus berkembangnya Universitas Paramadina.
"Meskipun sudah ada tiga kampus, harus selalu dijaga kerja samanya antara rektorat, senat, dosen, civitas, serta mahasiswa. Saya melihat besarnya potensi Universitas Paramadina, karena saat ini kita memiliki banyak sekali talenta," papar dia.
Baca Juga
Didik Rachbini: Kampus Menyuarakan Demokrasi dari Hati Nurani
Secara terpisah, Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina, HM Jusuf Kalla berpesan kepada rektor terpilih agar dapat meningkatkan akreditasi Universitas Paramadina menjadi unggul dengan jumlah mahasiswa 10 ribu orang. JK juga berharap kampus Cikarang terus dikembangkan dan jumlah mahasiswa program magister bertambah.
JK menegaskan, Universitas Paramadina harus mewujudkan pemikiran para pendirinya bahwa Universitas Paramadina harus berperan sebagai motor pemikiran-pemikiran yang mengedepankan nilai-nilai keindonesian, Keislaman, dan kemodernan. “Itu sesuai amanah pendiri Universitas Paramadina, Prof. Dr. Nurcholish Madjid,” tegas JK.
Pada masa kepemimpinan Didik Rachbini periode lalu, jumlah mahasiswa Universitas Paramadina mencapai 5.700 orang. Uiversitas Paramadina juga membuka kampus baru di Cipayung dan Cikarang, serta membuka program studi baru, yaitu magister psikologi. Selain itu, Universitas Paramadina berencana membuka program S3 Manajemen tahun ini.

