Protes “Stock Split” CUAN, Mantan Ketua Missi Kirim Surat Terbuka kepada OJK dan BEI
JAKARTA, investortrust.id – Mantan Ketua Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (Missi), Sanusi, memprotes pemecahan nilai nominal saham (stock split) PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dengan melayangkan surat terbuka kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam suratnya, atas nama investor ritel, Sanusi menyatakan kekhawatirannya terhadap rencana stock split emiten milik Prajogo Pangestu tersebut. “Sebagai investor ritel, saya khawatir. Aksi korporasi ini cenderung membahayakan investor kecil, mengingat kondisi fundamental perusahaan belum mendukung valuasi yang sehat dan berkelanjutan,” kata Sanusi dalam surat terbuka yang juga dikirimkan kepada investortrust.id, Selasa (20/5/2025).
Sanusi membeberkan beberapa indikator penting berdasarkan data laporan keuangan terakhir (trailing twelve months/TTM) PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), seperti current PE rasio yang mencapai 61,92 kali, IHSG median price eraning (PE) 8,10 kali, dan price to book value (P/BV) 25,92 kali.
Baca Juga
Perusahaan Milik Prajogo (CUAN) Rancang Stock Split 1:10, Simak Alasan Berikut
Indikator penting lainnya yaitu price to sales (P/S) 8,82 kali, net profit margin (NPM) 0,80%, earnings yield 1,61%, free cash flow minus Rp 5,174 Miliar, debt to equity rasio (DER) 3,04 kali, dan Altman Z-Score 2,24.
“Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa saham terlalu mahal secara relatif, laba bersih sangat tipis, sehingga deviden tidak signifikan,” tutur Sanusi.
Selain itu, menurut Sanusi, arus kas operasional yang negatif menunjukkan perusahaan sedang “menghabiskan uang”. “Struktur utangnya tinggi, sehingga meningkatkan risiko keuangan perusahaan. Belum lagi potensi risiko bangkrut dalam dua tahun mendatang dengan Altman Z-score di bawah 2,3,” papar dia.
Sanusi menjelaskan, stock split bukan ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, melainkan hanya membagi jumlah saham dan menurunkan harga per unit saham. “Ini bisa menimbulkan beberapa risiko, khususnya bagi investor ritel,” tegas dia.
Aksi stock split CUAN, kata Sanusi, dapat memicu antusiasme berlebihan para investor ritel tanpa dasar fundamental, memberi kesan bahwa saham "lebih murah", padahal valuasi tetap sama.
“Hal itu juga dapat mendorong volatilitas tinggi dan potensi manipulasi pasar (pump and dump), serta menyesatkan investor kecil yang bisa terjebak di puncak harga jika turun pasca-split,” ujar dia.
Sanusi merekomendasikan beberapa hal, di antaranya agar OJK dan BEI melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap rencana stock split CUAN. OJK dan BEI juga dianjurkan menunda atau menolak pelaksanaan stock split hingga perusahaan menunjukkan perbaikan nyata pada stabilitas arus kas, profitabilitas, dan struktur keuangan yang mencakup utang dan ekuitas.
Sanusi menambahkan, OJK dan BEI pun harus memastikan pengawasan ketat terhadap potensi manipulasi pasar selama dan setelah pelaksanaan aksi korporasi.
“Saya percaya OJK dan BEI senantiasa menjaga stabilitas, transparansi, serta perlindungan hak-hak investor di pasar modal. Karena itu, saya sangat menghargai apabila surat ini dapat menjadi masukan dalam proses evaluasi terhadap rencana aksi korporasi tersebut,” tandas dia.
Pernyataan Manajemen CUAN
Pernyataan Sanusi berbeda dengan penjelasan resmi manajemen PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) kepada BEI bahwa stock split bertujuan membuat harga saham perseroan terjangkau investor.
“Dengan demikian, aksi korporasi ini akan meningkatkan jumlah investor yang dapat memperdagangkan saham CUAN. Jumlah unit saham perseroan juga akan bertambah,” jelas manajemen CUAN.
Manajemen CUAN menyatakan, stock split dilakukan setelah kinerja keuangan perseroan meningkat signifikan terhitung sejak penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada 2023 hingga 2024, di mana pendapatan melesat 719% dan laba bersih melonjak 929%. “Pertumbuhan pesat terefleksi pada lonjakan harga saham CUAN,” kata manajemen.
Baca Juga
Emiten Prajogo (CUAN) Borong 71,41 Juta Saham Petrosea (PTRO) dalam Dua Pekan, Nilainya Jumbo
Manajemen CUAN menegaskan, stock split akan memperkuat basis investor yang diharapkan menjadi basis bagi perseroan untuk memperoleh dukungan ekspansi bisnis ke depan. “Stock split tidak berdampak terhadap keuangan perseroan ke depan,” ujar manajemen.
Petrindo Jaya Kreasi merancang stock split dengan rasio 1:10. Setiap satu saham akan dipecah menjadi 10 saham baru dengan nilai nominal baru Rp 20 per saham. Stock split ini akan menjadikan total saham CUAN bertambah dari 11,24 miliar menjadi 112,41 miliar saham.
Aksi korporasi tersebut ditargetkan terealisasi pada 10 Juli 2025 setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUSPLB) pada 26 Juni 2025.
Hingga kuartal I-2025, CUAN membukukan pendapatan US$ 213,93 juta, melambung 147,80% dibandingkan periode sama tahun silam US$ 86,33 juta. Namun, laba bersih tahun berjalan tergerus 93,13% dari US$ 33,05 juta menjadi US$ 2,27 juta. Penurunan itu antara lain dipicu melonjaknya beban pokok pendapatan dan beban umum.

