Tetap Bullish, UBS Investment Bank Prediksi Harga Emas Tahun Ini US$ 3.500 per Ons
JAKARTA, investortrust.id – UBS Investment Bank memprediksi harga emas akan berada di level US$ 3.500 per ons sepanjang 2025 dan 2026, meskipun dalam beberapa hari terakhir terjadi penurunan harga. Target tersebut merefleksikan kondisi ekonomi dunia bersamaan dengan peningkatan permintaan investasi emas.
Sedangkan berdasarkan data, harga spot emas turun 2,1% ke US$ 3.188,52 per ons kemarin, dibandingkan dengan harga tertingginya US$ 3.424 pada 21 April. Angka tersebut tercatat sebagai level terendah emas sejak pertengahan April. Sementara kontrak berjangka emas AS ditutup di US$ 3.186,00 pada perdagangan kemarin
Baca Juga
Precious Metals Strategist UBS Investment Bank Joni Teves mengatakan, UBS Bank memilih untuk merevisi naik prospek harga emas menjadi US$ 3.500 tahun 2025 dan 2026. Revisi ini mempertimbangkan pasar global, seperti keputusan China yang memungkinkan industri asuransi untuk mengalokasikan investasi pada emas.
“Ini menaikkan prospek positif emas dan mendukung argumen yang lebih luas tentang nilai emas sebagai diversifikasi bagi investor institusional. Kebijakan ini berimplikasi positif terhadap permintaan emas dalam jangka panjang, karena ini merupakan segmen pasar baru yang belum pernah ada. Saya pikir ini adalah positif bersih untuk pasar dalam jangka panjang,” ujarnya saat media briefing secara daring, Kamis (15/5/2025).

Selain itu, dia mengatakan, tren bullish harga emas sampai tahun depan didukung kondisi makro ekonomi dunia. Di antaranya, ketidakpastian ekonomi dunia, risiko penurunan pertumbuhan ekonomi, risiko kenaikan inflasi, ekspektasi The Fed terus melonggarkan kebijakan. “Kami memperkirakan reli emas akan berlanjut hingga tahun depan dan harga akan stabil di tingkat yang lebih tinggi dalam jangka panjang,” terangnya.

Peluang kenaikan harga, terang dia, juga didukung jumlah investor emas tergolong masih sedikit, sehingga ruang investor untuk terus berinvestasi ke emas masih terus bertambah. Sedangkan permintaan emas untuk perhiasan cenderung tertekan akibat lonjakan harga emas.
Baca Juga
Di lain pihak, pasokan emas cenderung terbatas atau suplai tak sebanding dengan pertumbuhan permintaan. Hal ini turut memicu kenaikan harga emas terus berlanjut. “Selama The Fed melonggarkan kebijakan, selama ketidakpastian makro tetap tinggi, saya pikir prospek emas tetap positif. Kami meyakini bahwa pasar emas tetap bullish, apalagi emas masih menjadi safe haven,” terangnya.
Terkait peluang emas akan menggunguli performa pasar saham, dia mengatakan, kemungkinan terjadi di tengah kekhawatiran dunia menuju resesi, stagflasi, dan sejumlah risiko lainnya. Penguatan harga emas juga bisa beriringan dengan kenaikan ekuitas dunia.

