Astra International (ASII) Tetapkan Dividen Final Rp 308 per Saham, Totalnya Segini
JAKARTA, investortrust.id – PT Astra International Tbk (ASII) resmi mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk membagikan dividen final sebesar Rp 308 per saham atau dengan total Rp 12,46 triliun.
“Sebesar Rp 16,43 triliun atau Rp 406 per saham dibagikan sebagai dividen tunai, termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp 98 per saham atau seluruhnya Rp 3,96 triliun yang telah dibayarkan pada 31 Oktober 2024,” tulis manajemen Astra International dalam mata acara kedua RUPST yang membahas penetapan penggunaan laba bersih perseroan tahun 2024, Kamis (8/5/2025).
Baca Juga
Jumlah dividen final yang disepakati tersebut, sesuai dengan usulan dividen yang telah diinformasikan perseroan sejak Februari 2025. Dividen tersebut akan dibagikan pada 4 Juni 2025. Tahun lalu, ASII membukukan laba bersih Rp 34,05 triliun, pendapatan bersih mencapai Rp 330,92 triliun, dan laba per saham senilai Rp 841.
Jumlah keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham ASII itu, setara 48% dari laba bersih perusahaan tahun lalu atau Rp 16,43 triliun dari laba bersih Rp 34,05 triliun. Manajemen menegaskan, rasio pembayaran dividen ini mencerminkan kembalinya persentase rasio ke tingkat yang konsisten, dengan rasio sebelum distribusi dividen yang lebih tinggi pada 2022 dan 2023.
Sebelumnya, perseroan mengumumkan raihan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 34,05 triliun sepanjang 2024, jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar pada GoTo dan Hermina. Jumlah ini naik tipis 1% dari perolehan 2023 sebesar Rp 33,83 triliun.
“Grup mencatatkan laba bersih yang solid pada 2024, dengan resiliensi kinerja dari portofolio yang terdiversifikasi, meskipun sentimen konsumen di Indonesia melemah,” jelas Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan sebelumnya.
Baca Juga
Bertumbuh, Astra International (ASII) Cetak Pendapatan Rp 83,36 Triliun di Kuartal I-2025
Bila tidak memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, laba bersih grup taipan William Soerjadjaja itu mencapai Rp 34,18 triliun, tetap sedikit lebih tinggi dibandingkan periode sama sebelumnya. Sedangkan, pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra pada 2024 mencapai Rp 330,9 triliun atau naik 5% (yoy).
“Kontribusi yang lebih tinggi berasal dari bisnis sepeda motor, jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik, yang sebagian diimbangi oleh dampak penurunan penjualan mobil dan harga batu bara yang lebih rendah,” sambung Djony.
Astra International juga mencatatkan nilai aset bersih per saham sebesar Rp 5.265 pada 31 Desember 2024, meningkat 7% dibandingkan posisi 31 Desember 2023. Selanjutnya kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, sebesar Rp 8 triliun per akhir 2024, naik dari Rp 29 miliar pada 31 Desember 2023.
Baca Juga
Manajemen meyakini, realisasi itu mencerminkan arus kas operasional yang kuat karena melebihi penurunan belanja modal, investasi, dan pembayaran dividen di tahun tersebut.
Sementara, utang bersih anak perusahaan grup di divisi jasa keuangan meningkat menjadi Rp 60,2 triliun pada 31 Desember 2024, dari Rp 52,2 triliun pada akhir 2023 yang didorong pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen grup.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan atas dukungan yang diberikan, dan kepada para karyawan kami atas fokus mereka terhadap pelanggan serta dedikasi yang telah mereka tunjukkan,” sambung Djony.

