Saham BTN (BBTN) di Sesi I Melonjak 11,37%, Jadi Top Gainer di Sektor Bank dalam Sebulan
JAKARTA, investortrust.id - Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) ditutup melesat sebanyak 11,37% pada penutupan perdagangan sesi I Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/5/2025). Lompatan tersebut menjadikan BBTN sebagai saham sektor bank dengan kenaikan tertinggi mencapai 48,73% dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan data perdagangan saham BEI pada penutupan sesi I, saham BBTN melesat sebanyak 120 (11,37%) menjadi Rp 1.175. Bahkan, BBTN sempat menembus level tertinggi intraday Rp 1.185. Level tersebut tercatat sebagai harga tertinggi saham BBTN dalam empat bulan terakhir atau terhitung sejak 6 Januari 2025.
Berlanjutnya penguatan tersebut menjadikan saham BBTN tercatat sebagai saham dengan penguatan harga tertinggi dalam sebulan terakhir, dibandingkan lima saham bank besar lainnya. Di antaranya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) hanya menguat 37,56%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak 21,62%, PT Bank Negara Indoensia Tbk (BBNI) naik 12,27%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai 11,56%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 8,22% dalam sebulan terakhir atau dari 8 April hingga penutupan sesi I hari ini.
Baca Juga
Laba Kuartal I-2025 Lampaui Perkiraan, Target Harga Saham BTN (BBTN) Direvisi Naik
Sedangkan pada penutupan sesi I BEI hari ini, saham bank relatif ditutup melemah, seperti BBCA turun 0,83% menjadi Rp 9.000, BBRI turun 1,28% menjadi Rp 3.860, BMRI melemah 1,62% menjadi Rp 4.870, BBNI melemah 0,72% menjadi Rp 4.130, dan BRIS terkoreksi 2,76% menjadi Rp 2.820.
Selain mencatatkan penguatan pesat, saham BBTN masuk dalam jajaran top 10 volume, nilai, dan gainer hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini. Penguatan saham BBTN tersebut juga terjadi saat indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI sesi I turun 36,54 poin (0,53%) menjadi 6.889.
Sedangkan sejumlah isu yang tengah dinantikan investor terkait saham BBTN adalah penuntasan akuisisi PT Bank Victoria Syariah setelah direstui pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham belum lama ini. Akuisisi ini bagian dari pemisahan unit bisnis syariah (UUS) menjadi bank syariah BTN Syariah.
Terkait propsek sahamnya, analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis telah merevisi naik target harga saham BBTN dari Rp 1.100 menjadi Rp 1.400 dengan rekomendasi beli. Revisi naik ini merefleksikan peluang ROE perseroan lebih tinggi tahun ini.
Baca Juga
Revisi naik target disesuaikan dengan keputusan BRI Danareksa Sekuritas menaikkan target kinerja keuangan BTN tahun ini. Laba bersih BTN direvisi naik dari semula Rp 2,47 triliun menajdi Rp 2,50 triliun. Begitu juga dengan pendapatan bunga bersih direvisi naik dari semula Rp 12,69 triliun menjadi Rp 13,88 triliun.
Grafis 6 Saham Bank dalam Sebulan Terakhir

BRI Danareksa Sekuritas juga menaikkan proyeksi margin bunga bersih (NIM) perseroan tahun 2025 dari semula 2,9% menjadi 3,1%. Sedangkan biaya kredit (CoC) dipertahankan 1%, gross NPL diperkirakan sekitar 3,2%, dan ROAE diharapkan naik dari perkiraan awal 8,7% menjadi 9,8%.
“Kami memilih merevisi naik target harga saham BBTN merefleksikan dinaikkannya target kinerja keuangan tahun ini. Revisi tersebut juga menggambarkan realisasi kinerja keuangan BTN kuartal I-2025 telah melampaui perkiraan kami,” tulis BRI Danareksa Sekuritas.
Baca Juga
Bangun 100.000 Unit Hunian di Indonesia, Qatar Gandeng BTN Siapkan US$ 2 Miliar
Target harga tinggi atas BBTN juga datang dari tim riset Mandiri Sekuritas. Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.500 setelah kinerja keuangan kuartal I-2025 mencatatkan pertumbuhan kuat.
“Perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan laba sebanyak 5% pada kuartal I-2025 didukung penyesuaian pengakuan pendapatan bunga yang menghasilkan tambahan pendapatan Rp 600-700 miliar,” terangnya.
Hingga kuartal I-2025, BBTN mencatatkan kenaikan laba bersih sebanyak 5,1% menjadi Rp 904 miliar pada kuartal I-2025, dibandingkan peridode sama tahun lalu Rp 860 miliar. Begitu juga dengan penyaluran kredit dan pembiayaan BTN melesat memnjadi Rp 363,11 triliun hingga kuartal I-2025 ditopang oleh peningkatan permintaan kredit di sektor perumahan.

