Saham Sektor Konsumer Primer BEI Turun Tajam 14,55 Ytd, Masih Ada Harapan?
JAKARTA, investortrust.id - Indeks saham sektor Consumer Cyclical (IDXCYCLIC) di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan terdalam, dibanding indeks sektoral sepanjang tahun 2025 berjalan. Penurunan sektor ini telah mencapai 14,55% secara year to date (ytd) hingga akhir April 2025.
Koreksi tersebut jauh di atas penurunan IHSG BEI sepanjang Januari hingga akhir April 2025 mencapai 4,67%. Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai koreksi tajam ini tak lepas dari sejumlah tekanan, terutama makroekonomi yang memukul daya beli masyarakat.
“Sektor konsumsi siklikal yang meliputi produk non-kebutuhan pokok, seperti gawai, kendaraan, ban, pakaian, hingga hiburan sangat bergantung pada kondisi ekonomi yang stabil dan prospek konsumsi rumah tangga yang kuat,” kata Hendra kepada investortrust.id Selasa, (29/4/2025).
Baca Juga
Emiten Pendatang Baru Ini (RATU) Torehkan Lompatan Laba 64,91%, Ini Pendorongnya
Sayangnya, ujar Hendra, sejak awal tahun ini, daya beli masyarakat cenderung melemah akibat inflasi pangan yang tinggi, terutama dari harga beras dan bahan pokok lainnya.
Tekanan juga datang dari kenaikan suku bunga acuan BI menjadi 6,25% juga menekan konsumsi karena tingginya biaya pinjaman dan cicilan, sementara pelemahan rupiah turut menyebabkan kenaikan harga barang impor yang sebagian besar dijual oleh emiten consumer cyclical. “Selain itu, kenaikan upah minimum yang moderat pada awal 2024 belum cukup mendorong pertumbuhan konsumsi domestik,” tuturnya.
Hendra memandang, dari sisi pasar modal, pelaku pasar juga bersikap hati-hati terhadap sektor ini, seiring dengan tren penurunan laba bersih pada sejumlah emiten besar seperti ERAA, MAPI, dan ACES.
“Investor juga masih bersikap wait-and-see terhadap arah kebijakan fiskal pemerintah baru di bawah Prabowo-Gibran, yang akan sangat menentukan arah belanja masyarakat,” beber dia.
Saham Pilihan
Namun demikian, menurutnya beberapa katalis positif dapat menjadi pemicu pembalikan tren IDXCYCLIC di paruh kedua 2025. Dia menjabarkan adapun stimulus fiskal seperti program makan siang gratis dan subsidi pendidikan berpotensi mendorong konsumsi rumah tangga secara luas jika direalisasikan secara konsisten.
Potensi pelonggaran suku bunga BI juga menjadi harapan pasar, karena akan membuka ruang belanja masyarakat terhadap produk tersier seperti gawai, kendaraan, atau hiburan. Di tengah tekanan tersebut, sejumlah saham dalam indeks IDXCYCLIC masih menarik untuk dikoleksi dengan pertimbangan valuasi yang murah serta prospek jangka menengah yang menjanjikan.
Baca Juga
Laba BSI (BRIS) Naik 10%, Capai Rp 1,87 Triliun di Kuartal I
“Saham Surya Citra Media (SCMA) misalnya, dinilai menarik dengan target harga Rp 230, seiring strategi monetisasi konten digital melalui platform Vidio.com yang semakin kuat dalam menghadapi persaingan OTT global,” ucap dia.
Sementara itu, Erajaya (ERAA) yang kini diperdagangkan di bawah nilai wajarnya dinilai masih layak beli dengan target Rp 510, karena memiliki jaringan distribusi gadget terluas dan mulai merambah bisnis gaya hidup dan digital. Sedangkan Gajah Tunggal (GJTL), yang menargetkan harga Rp 1.200, berpotensi mendapat angin segar dari permintaan ekspor ban dan proyek infrastruktur dalam negri.
“Dengan berbagai potensi katalis tersebut, pelaku pasar dapat mulai mencermati peluang akumulasi pada saham-saham consumer cyclical yang telah oversold namun memiliki fundamental yang tetap solid,” pungkasnya.

