Blockchain di Sektor Perbankan Kian Digandrungi, Citi Proyeksikan Pasar Stablecoin Bisa Tembus hingga US$ 3,7 Triliun di 2030
JAKARTA, investortrust.id - Dalam laporan Perspektif dan Solusi Global April 2025, Citi Institute menggarisbawahi semakin banyaknya adopsi teknologi blockchain oleh bank dan sektor publik, menyoroti stablecoin dan modernisasi sistem. Laporan tersebut memperkirakan pasar stablecoin dapat mencapai US$ 1,6 triliun atau setara Rp 26.493 triliun pada tahun 2030 dalam skenario dasarnya.
Nilai itu didorong oleh kejelasan regulasi dan permintaan dolar Amerika Serikat (AS), yang berpotensi memacu pembelian baru treasury AS senilai US$ 1 triliun atau Rp 16.838 triliun. Dalam skenario bullish, pasar dapat melonjak hingga US$ 3,7 triliun atau Rp 62.307 triliun, meskipun skenario bearish memproyeksikan US$ 500 miliar atau Rp 8.419 triliun jika tantangan terus berlanjut.
Aplikasi blockchain dalam transparansi belanja publik, identitas digital, dan tokenisasi aset semakin berkembang, tetapi skalabilitas, masalah regulasi, dan persepsi publik tetap menjadi rintangan untuk adopsi yang meluas.
Laporan dari Citi Institute yang berjudul “Digital Dollars” menyoroti integrasi stablecoin dengan dolar AS sebagai faktor utama pertumbuhan jangka panjang. Menurut Direktur Pelaksana Citi Artem Korenyuk, adopsi pemerintah terhadap blockchain terbagi dalam dua kategori, yakni kemungkinaan instrumen keuangan baru dan modernisasi sistem.
Baca Juga
MUFG Siap Luncurkan Stablecoin Pertama Sesuai Regulasi di Jepang
Stablecoin kini menjadi pemegang utama obligasi treasury AS, yang mulai mempengaruhi aliran keuangan global. Kebijakan yang mengharuskan penerbit stablecoin untuk memiliki cadangan obligasi treasury AS diprediksi akan membuat stablecoin lebih terintegrasi dengan ekosistem keuangan tradisional (TradFi).
Hal ini akan mendorong penerbit untuk mengubah kebijakan internal mereka secara signifikan, yang pada gilirannya akan mendukung model kerjasama dengan sektor perbankan.
Citigroup memprediksi bahwa stablecoin akan terintegrasi lebih dalam dengan ekosistem TradFi. Regulasi yang dirancang untuk mengatur stablecoin akan mendorong model kerjasama daripada kompetisi. Ini akan membantu mengurangi ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh stablecoin terhadap perbankan tradisional.
Selain itu, pengeluaran sektor publik untuk blockchain akan mendukung dinamika ini. Dengan stablecoin yang semakin diterima sebagai bagian dari aset yang denominasi dalam dolar AS, permintaan yang berkelanjutan terhadap aset ini akan terus mendukung pertumbuhan pasar stablecoin.
Baca Juga
Meskipun Citigroup sangat optimis tentang masa depan stablecoin, mereka juga mengakui adanya risiko signifikan. Risiko-risiko ini termasuk penipuan, kontaminasi dari kejadian de-pegging, dan kekhawatiran terkait kerahasiaan.
Skenario bearish yang diprediksi oleh Citigroup menunjukkan pasar hanya akan mencapai US$ 500 miliar, menunjukkan adanya ketidakpastian yang cukup besar dalam perkiraan ini.
Penting untuk diingat bahwa Citigroup memiliki sejarah yang cukup panjang dalam sektor kripto. Mereka pertama kali mempertimbangkan untuk masuk ke sektor ini empat tahun lalu dan terus menerbitkan riset baru tentang pasar.

