Melesat lebih dari 34%, Saham Aguan-Salim PANI dan CBDK Pulih?
JAKARTA, investortrust.id – Saham emiten kongsi Agung Sedayu Group dan Salim Group, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), berhasil bangkit sepanjang April 2025. Kenaikannya telah mencapai 34-35% sepanjang bulan April berjalan.
Berdasarkan data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PANI telah melambung sebanyak 35,29% menjadi Rp 11.500 terhitung sejak 8 April hingga penutupan perdagangan kemarin. Penguatan tersebut menjadikan kenaikan harga saham PANI tercatat yang tertinggi untuk saham-saham emiten property. Kenaikan tersebut menjadikan kapitalisasi pasar (market cap) saham ini naik menjadi Rp 194,15 triliun.
Baca Juga
Usai Sahamnya Balik ke Atas Rp 10.000, Emiten Aguan-Salim Ini (PANI) Umumkan Agenda Penting Ini
Kenaikan hampir serupa juga melanda anak usahanya, yaitu CBDK, lebih dari 34% sepanjang April 2025 berjalan. Hingga penutupan perdagangan kemarin saham CBDK bertengger di level Rp 6.825. Kenaikan tersebut menjadikan market cap CBDK berangsur-angsur menguat menjadi Rp 38,68 triliun.
Sebagaimana diketahui, harga saham emiten kongsi Sugianto Kusuma atau Aguan bersama dengan Anthoni Salim ini sempat terhempas setelah mencuatnya kasus pagar laut Tangerang. Kasus yang menghebohkan Indonesia tersebut telah memicu penurunan harga saham kedua emiten tersebut dari level tertinggi saham PANI Rp 19.600 dan CBDK Rp 11.450.
Baca Juga
Belum Tiga Bulan Masuk Bursa, Bangun Kosambi (CBDK) sudah Siapkan Buyback Rp 1 Triliun
Terkait kinerja keuangan, PANI berhasil mencatatkan lompatan laba tahun berjalan dari Rp 780,67 miliar menjadi Rp 1,26 triliun. Sedangkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 623,91 miliar pada 2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 270,03 miliar.
Begitu juga dengan CBDK berhasil torehkan lompatan laba tahun berjalan dari Rp 804,53 miliar menjadi Rp 1,09 triliun. Sedangkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat dari Rp 578,54 miliar menjadi Rp 924,75 miliar.

