Meski Kinerja Keuangan 2024 Turun, ABM Investasi (ABMM) Klaim Ketahanan Bisnis Kuat
JAKARTA, investortrust.id – PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatatkan pendapatan konsolidasi senilai US$ 1,2 miliar dan adjusted EBITDA sebesar US$ 341 juta sepanjang 2024. Realisasi tersebut menunjukan penurunan dari realisasi tahun 2023.
Tahun 2023, perseroan torehkan pendapatan US$ 1,49 miliar dan adjusted EBITDA senilai US$ 614,5 juta. Perseroan juga mencatatkan penurunan drastic laba bersih dari US$ 289 juta pada 2023 menjadi US$ 139,3 juta pada 2024.
Baca Juga
Manaje perseroan menyebutkan bahwa bahwa tahun 2024 menjadi periode penuh tantangan bagi industri batu bara. Harga komoditas turun signifikan dan indeks harga batu bara Indonesia turun sebesar 14% dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, ABMM berhasil menunjukkan ketahanan bisnis melalui penerapan strategi berkelanjutan yang didukung inovasi teknologi dan penguatan sumber daya manusia.
Baca Juga
ABM Investama (ABMM) Kaji Ekspansi Tambang Emas, Ini Alasannya
Direktur Utama ABMM Andi Djajanegara menyampaikan bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya diukur dari sisi finansial, namun komitmen terhadap keberlanjutan bisnis yang berbasis atas tanggung jawab terhadap environment, social and governance (ESG).
“Keberlanjutan bukan sekadar kewajiban, tapi inti dari strategi pertumbuhan jangka panjang. Inovasi adalah kunci untuk bertahan dan tetap tumbuh di tengah ketidakpastian pasar. Dengan mengadopsi teknologi baru, kami bisa bersaing dan memberi nilai tambah untuk para pemangku kepentingan,” ucap Andi.

