Anindya Bakrie Bicara Transisi Energi dan Paris Agreement di Forum JFCC
JAKARTA, investortrust.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie hadir sebagai pembicara dalam acara Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) Speaker Event di Menara Kadin Indonesia, Senin (2/6/2025). Dalaml kesempatan itu, Anindya bicara soal transisi energi hingga Paris Agreement.
JFCC adalah organisasi nirlaba yang beranggotakan jurnalis internasional yang berkantor pusat di Indonesia dan jurnalis Indonesia yang bekerja untuk media internasional. JFCC menyelenggarakan diskusi rutin bulanan dengan berbagai topik mulai ekonomi, politik, sosial, hak asasi manusia, hukum, lingkungan.
JFCC Speaker Event didedikasikan hanya untuk narasumber tingkat tinggi/VVIP/VVIP, seperti presiden, wakil presiden, menteri, ketua DPR, kepala staf kepresidenan, kepala kepolisian nasional, kepala militer, duta besar, delegasi tingkat tinggi dari negara lain.
Dalam kesempatan tersebut, Anindya awalnya menceritakan hasil kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu. Anindya memimpin delegasi Kadin dalam serangkaian agenda strategis di AS yang berlangsung mulai 28 April hingga awal Mei 2025.
Dalam kunjungan itu, ada tiga isu yang diagendakan, yaitu transisi energi, kerja sama dengan US Chamber of Commerce, dan promosi investasi dalam forum finansial Milken Institute 2025 Global Conference di Los Angeles, AS. Lawatan ini dilakukan dalam rangka memperkuat hubungan dagang, menarik investasi, dan membuka peluang kolaborasi di sektor energi, khususnya transisi energi dan mineral kritis. Kunjungan berlangsung di tiga kota utama, yaitu New York, Washington DC, dan Los Angeles.
Baca Juga
100 Tahun Indonesia-Jerman, Anindya Bakrie Optimistis Indonesia akan Naik Kelas
"Jadi, setelah Liberation Day, pemerintah kami pergi ke AS, dan setelah 1 minggu, setelah mereka semua pergi melawat, Kadin Indonesia pergi melawat. Namun, tidak seperti pemerintah dan pegawai kerajaan, yang akan melakukan perlindungan mereka, kami sebenarnya sedang melakukan perjumpaan antara US. Chamber of Commerce dan pemerintah, hanya untuk mencoba memahami sedikit tentang sentimen dari sektor bisnis," ujar Anindya.
Kemudian, Anindya membeberkan memiliki kesempatan berbicara dengan media internasional lainnya, seperti Fox, CBS, hingga CNN. "Di sana, saya memiliki kesempatan berbicara dengan media juga. Apakah itu Fox, CBS, CNN, atau apapun," ungkap Anindya.
Selama kunjungannya ke AS, ia mempelajari banyak hal dari berbagai sektor. Terlebih, Donald Trump menarik AS dari perjanjian iklim Paris atau Paris Agreement.
"Jadi, ya, ini adalah situasi yang menarik di sana, yang kita pelajari dari sektor swasta. Peranan Kadin di sana untuk memastikan, apabila perjanjian terjadi, sebanyak mungkin, kita mencoba untuk memberi nasihat sebelum perjanjian terjadi, bagaimana hasilnya bagi sektor bisnis," jelas Anindya.
Baca Juga
Anindya Bakrie Terima Kunjungan Duta Besar Swiss, Bahas Apa?
Meski Pemerintah AS sempat menarik diri dari Paris Agreement di masa Presiden Trump, Anindya menyebut komitmen terhadap energi bersih masih kuat di tingkat negara bagian. “Dua pertiga dari 50 negara bagian tetap ingin lanjut," terang Anindya.
Presiden Trump beberapa kali menyatakan tidak akan mendukung perjanjian Paris dan telah menarik AS dari perjanjian tersebut. Pada 2025, ia kembali mengumumkan akan menarik AS dari Perjanjian Paris dan membatalkan tindakan Biden terkait iklim.

