Ternyata Ini, Alasan LPS Pede Krisis Moneter 1998 Tidak Terulang
JAKARTA, investortrust.id - Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa kembali menegaskan keyakinannya bahwa krisis moneter tahun 1998 lalu tidak akan terulang saat ini. Bukan tanpa alasan, ia menyebut saat ini LPS memiliki aset hingga Rp 255 triliun sehingga cukup untuk menjamin ketersediaan likuiditas bagi perbankan.
"Kita punya (aset) Rp 255 triliun lebih, tumbuh terus. Jadi saya kira cukup untuk jamin uang kamu (nasabah), jangan takut," katanya saat ditemui usai menghadiri Simposium Nasional Sumitronomics di JS Luwansa, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Purbaya juga menjelaskan berbeda dengan tahun 1998 lalu, kini pemerintah lebih preventif terhadap kemungkinan adanya risiko krisis. Menurutnya pemerintah Indonesia sudah teruji untuk mengatasi krisis seperti yang terjadi pada tahun 2008-2009, 2015 dan 2020.
"Pengetahuan sudah di tangan kita, kita tidak usah takut krisis 1998 lagi. Dulu 1998 karena kita asyik dengan pembangunan-pembangunan yang standar, lupa ilmu-ilmu moneter atau ilmu-ilmu ekonomi yang benar," jelasnya.
Baca Juga
Sebelumnya Purbaya menyampaikan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dengan LPS di dalamnya akan memanfaatkan semua instrumen yang dimiliki termasuk sistem peringatan dini (early warning system), yang akan mencegah terjadinya krisis moneter.
"LPS mengembangkan early warning system yang melihat ekonomi kita dari waktu ke waktu dengan detail, termasuk kondisi perbankannya. Jadi saya kira kecil kemungkinannya akan kecolongan," kata Purbaya dalam konferensi pers acara LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025 di Jakarta, Sabtu (31/5/2025) lalu.
KSSK yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani juga rutin menggelar rapat berkala untuk membahas kondisi moneter, membuat proyeksi, hingga menyiapkan strategi bagi pemerintah.
"Kami akan memanfaatkan semua instrumen yang ada di LPS untuk mencegah itu terjadi, termasuk early intervention, termasuk juga melaporkan ke rapat KSSK, apa yang harus kita lakukan kalau memang ancaman itu ada," kata Purbaya dikutip Antara.

