Daging Ayam Ras Redam Inflasi Mei secara Tahunan
JAKARTA, investortrust.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya perlambatan inflasi pada Mei 2025 secara tahunan. Inflasi Mei 2025 secara tahunan tercatat sebesar 1,6%, yang antara lain diredam oleh komoditas daging ayam ras.
"Perlambatan infasi karena beberapa komoditas utama. Di antaranya ada daging ayam ras dengan tingkat deflasi 8,57% secara tahunan dan andil deflasi 0,14% secara tahunan,” kata Deputi Statistik bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di kantornya, Jakarta, Senin (02/06/2025).
BPS melaporkan, inflasi April 2025 secara tahunan mencapai 1,95%.
Baca Juga
Selain itu, lanjut Pudji, komoditas lain yang memperlambat inflasi yaitu bawang merah dengan deflasi sebesar 15,26% secara tahunan. Andil komoditas ini ke deflasi yaitu 0,1% secara tahunan.
Cabai merah juga menjadi komoditas yang memperlambat inflasi tahunan. Cabai ini mengalami deflasi sebesar 21,17% secara tahunan, dengan andil sebesar 0,09% secara tahunan.
“Komoditas-komoditas ini yang menjadi pendorong terjadinya perlambatan inflasi secara tahunan pada Mei 2025,” ujar dia.
Pendorong Inflasi Komponen Inti
Secara keseluruhan, inflasi tahunan pada Mei 2025 didorong oleh inflasi pada komponen inti sebesar 2,4%. Komoditas yang memberi andil inflasi pada Mei 2025 yaitu emas perhiasan, kopi bubuk, dan minyak goreng.
Sementara kelompok harga diatur pemerintah mencatatkan inflasi sebesar 1,36% secara tahunan, dengan andil 0,27% secara tahunan. Adapun harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,17% secara tahunan, dengan andil deflasi 0,2% secara tahunan.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi tahunan. BPS mencatat kelompok ini mencatat inflasi sebesar 9,24% secara tahunan dengan andil inflasi 0,59%. Komoditas utama penyumbang inflasi dari kelompok tersebut adalah emas perhiasan, dengan andil terhadap inflasi 0,47% secara tahunan.
“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya jadi penyumbang inflasi tahunan terakhir pada Agustus 2020. Saat itu, kelompok ini menjadi penyumbang inflasi tahunan 0,45%,” kata dia.
Baca Juga
Neraca Perdagangan Surplus Beruntun 60 Bulan, Capai US$ 0,16 Miliar April
Sementara itu berdasarkan catatan BPS secara bulanan, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,37%. Deflasi secara bulanan ini merupakan yang terdalam sejak September 2022.
"Untuk deflasi yang terjadi pada Agustus (2022) tercatat sebesar 2,9% secara bulanan," paparnya.

