Ayam Gohyong Menteng Menetap di Antasari Didukung Layanan QRIS BRI

JAKARTA, investortrust.id - Di tengah hiruk pikuk jalanan Antasari, Jakarta Selatan, ada warung kaki lima sederhana yang ramai dikunjungi penggemar kuliner malam. Warung ini menjual gohyong, hidangan khas Tionghoa yang dimodifikasi halal dengan bahan dasar ayam dan bakso. Bukan hanya kelezatan yang menarik perhatian, tapi juga cerita di balik pekerjanya yang merupakan satu keluarga besar dari Sukabumi.

 

Muhammad Tajul Bahri adalah salah satu dari enam sepupu yang kini membantu usaha keluarga. “Kita semua dari satu kampung di Sukabumi, kerja di sini bareng, bantu uwa (paman) saya,” ujar penjual Ayam Gohyong Menteng kepada Investortrust, Jumat (26/4/2025).

 

Uwa yang dimaksud adalah Pak Kunang, pemilik usaha yang kini menetap kembali di kampung halaman Sukabumi. Selepas kembalinya Pak Kunang ke kampung, usaha ini lantas dikelola oleh sang anak Dadan, yang meneruskan jejak ayahnya.

 

Usaha gohyong di Antasari ini sudah dirintis sejak tahun 2014, namun akarnya bahkan lebih lama lagi sekitar tahun 1998 di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Kala itu, Pak Kunang berjualan secara mangkal di dekat Gereja Theresia. “Tapi sekitar tahun 2009-2010, sudah tidak boleh lagi dagang di situ, digusur jadi pindah ke sini akhirnya. Sebelumnya juga pindah-pindah dan akhirnya menetap disini,” kata Tajul.

 

Selain gohyong, Ayam Gohyong Menteng juga menyediakan aneka olahan makanan ala chinese food lainnya. Warung ini buka setiap hari dari pukul 15.30 WIB hingga 01.30 WIB. Harga jualnya terjangkau antara Rp 18.000 hingga Rp 25.000 per porsi.

 

Gohyong Menteng untuk informasi sebenarnya merupakan dua kata yang berbeda. Gohyong adalah nama makanan yang dalam masakan Oriental dikenal dengan nama Ngohiong. Sedangkan Menteng adalah nama lokasi awal dijualnya makanan tersebut.

 

Baca Juga

GBK Jadi Ladang Rezeki, Pedagang Andalkan QRIS untuk Transaksi  

 

 

Berdasarkan buku Jajanan Malam Jakarta di Bawah 15 Ribu, The Food Traveler's Guide, Dewi Fita dan Mala Aprilia gohyong itu semacam rollade daging yang diberi kecap manis asin berwarna coklat. Gohyong yang dijual biasanya terbuat dari daging ayam cincang, yang dibungkus dengan kulit kembang tahu yang tipis kemudian digoreng dalam minyak panas. Setelah itu, dipotong kemudian diberikan potongan cabai rawit dan disiram kuah manis asin.

 

Selain gohyong, menu andalan seperti ayam malaya, ayam kuluyuk, dan fu yung hai pun laris manis. Dalam sehari, omzetnya bahkan bisa mencapai Rp 10 juta di hari biasa dan Rp 15 juta saat akhir pekan.

 

Kemudahan Pembayaran

 

Soal pembayaran, sekitar 80% transaksi menurutnya didapat dari transaksi non tunai dengan menggunakan fasilitas Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). “Dari saya ke sini dua tahun lalu memang sudah pakai QRIS. QRIS penting sekali karena di kota besar sudah jarang juga orang yang pegang cash,” kata Tajul.

 

Kesuksesan ini lantas terbukti bisa membantu keluarganya dan menciptakan lapangan pekerjaan. Karyawan yang bekerja saat ini berjumlah tujuh orang, semuanya masih keluarga dan berasal dari Sukabumi. 

 

Tajul sendiri merantau ke Jakarta sejak 2018 setelah hanya sempat menyelesaikan SMP hingga kelas 1. “Di kampung belum dagang. Baru kerja di Jakarta, dulu juga sempat bantu jualan nasi goreng di Menteng tapi tutup. Terus diajak uwa bantu dagang gohyong,” kenangnya.

 

Dengan resep yang diwariskan, semangat gotong royong, dan sentuhan teknologi, bisnis sederhana ini menunjukkan bagaimana sebuah keluarga bisa tumbuh dan bertahan di tengah kota besar. 

 

"Baru pertama kali coba gohyong di sini, rekomendasi dari teman kerja. Ternyata benar rasanya enak dan gurih. Harganya juga terjangkau Rp 25.000 isinya banyak. Bayarnya juga praktis, tinggal scan QRIS dari handphone, tidak repot keluarin uang dari dompet,” ujar Bani, pembeli asal Ciputat.

 

 

Berhubung Dadan Muhamad Satiri, anak pemilik Ayam Gohyong Menteng tengah berada di Sukabumi, maka melalui sambungan telepon, ia mengatakan bahwa sudah dua tahun terakhir ini kedai Ayam Gohyong Menteng miliknya menerima pembayaran via QRIS BRI. Langkah itu tak lain didorong oleh permintaan dari banyak pelanggannya. Hingga akhirnya, ia mengaku sangat diuntungkan dengan adanya fasilitas pembayaran QRIS.

 

“Dengan adanya QRIS, kita tidak perlu lagi menyediakan uang cash yang banyak untuk kembalian. Jadi lebih aman. Pelanggan juga tidak perlu antre membayar. Cukup scan barcode-nya, tunjukin ke kita bukti transaksi berhasilnya, sudah selesai beres. Tanpa ditunjukin pun tidak apa karena di saya ada notifikasi yang masuk,” jelasnya.

 

Selain itu dengan transaksi pembayaran melalui QRIS, maka pendapatan yang diterima Dadan sudah otomatis masuk ke dalam rekening tabungan BRI. Membeli bahan baku juga sudah lebih mudah dan aman,” kata Dadan seraya menambahkan ingin ekspansi ke wilayah Bogor dan sedang mengumpulkan modalnya.

 

Baca Juga

Anti Ribet! Begini Cara Buat QRIS melalui Aplikasi BRImerchant

 

Meningkat Tajam 

 

Dilansir dari laman resmi BRI, QRIS adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari BI agar proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

 

Manfaat QRIS pun beragam. Mulai dari transaksi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat memangkas waktu antrian. QRIS juga dapat diterima oleh seluruh e-wallet dari berbagai metode pembayaran dengan maksimal pembayaran Rp 2 juta per transaksi. Penyedia aplikasi pembayaran juga dapat menetapkan batas nominal kumulatif harian dan atau bulanan atas transaksi QRIS yang dilakukan oleh setiap pengguna QRIS, ditetapkan sesuai mitigasi risiko pengguna.

 

 

Di sisi lain, volume transaksi pembayaran digital melalui layanan QRIS terus meningkat tajam, di tengah keluhan Amerika Serikat (AS) terhadap sistem BI itu. AS menganggap QRIS diimplementasikan secara tidak transparan dan menjadi bagian dari layanan keuangan yang menghambat perdagangan AS di Indonesia.

 

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (23/4/2025) mengatakan, volume transaksi QRIS sepanjang kuartal I 2025 terus tumbuh hingga 169,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Dipicu oleh terus naiknya jumlah pengguna dan merchant.

 

Tercatat pengguna QRIS pada kuartal I 2025 sudah mencapai 56,3 juta. Sementara itu, volume transaksinya sudah mencapai 2,6 miliar dengan nominal transaksi Rp 262,1 triliun. Pengguna yang berasal dari pedagang atau merchant saat ini sudah mencapai 38,1 juta.