Serap Rp 15 Triliun, Stok Beras Pemerintah di Bulog Rekor Tertinggi 57 Tahun
JAKARTA, investortrust.id — Perum Bulog sebagai operator telah merealisasikan Rp 15,15 triliun atau 91% dari total anggaran investasi pemerintah Rp 16,58 triliun, untuk pengadaan beras/gabah stok cadangan pangan yang dikelola di BUMN tersebut. Hingga 15 Mei 2025, stok beras di Bulog mencapai 3,73 juta ton, yang merupakan rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, menurut data resmi pemerintah.
"Angka ini mencerminkan komitmen kuat dalam menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dari realisasi tersebut, sebesar Rp 9,50 triliun digunakan untuk pengadaan 1,46 juta ton gabah (dari dalam negeri), dan Rp 5,65 triliun untuk pembelian 0,47 juta ton beras," kata Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara di Jakarta, dikutip Sabtu (24/05/2025).
Baca Juga
Produksi Padi Melonjak 25,7%
Kinerja pemupukan stok cadangan beras pemerintah itu turut didukung penaikan penyaluran pupuk bersubsidi yang trennya positif, yang mendorong peningkatan signifikan produksi beras nasional. "Produksi padi Januari-April 2025 diperkirakan meningkat sebesar 25,7%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year). Produksi hingga April 2025 mencapai 24,2 juta ton GKG (gabah kering giling), dibanding periode sama tahun lalu 19,2 juta ton GKG," ujarnya.
Hal itu didorong penyaluran pupuk bersubdidi yang juga menunjukkan tren positif, dengan distribusi pupuk mencapai 2,3 juta ton pada April 2025. Angka ini naik dari 0,6 juta ton pada Januari.
Baca Juga
Peningkatan ketersediaan pupuk berdampak langsung pada lonjakan produksi padi. Distribusi pupuk pada empat bulan pertama tahun ini mencapai 2,3 juta ton, melambung 35,3% dibanding Januari-April 2024 yang 1,7 juta ton.
"Penguatan dukungan ini didasari keluarnya Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi, yang memangkas 145 regulasi untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga pupuk, yang berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas dan kesejahteraa bagi petani," tutur Suahasil.
Langkah tersebut diharapkan mampu memperkuat produktivitas sektor pertanian di Tanah Air, sekaligus menstabilkan harga pangan nasional di tengah dinamika global yang belum sepenuhnya pulih.
Penyerapan Belanja Negara Naik
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, realisasi belanja negara sudah mencapai Rp 806,2 triliun hingga April 2025. Penyerapan tersebut sekitar 22,3% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini.
Hal itu didukung perbaikan penerimaan negara. "Pendapatan negara telah mencapai Rp 810,5 triliun, sekitar 27% dari target APBN," ujar Mantan Managing Director World Bank ini.
Membaiknya penerimaan negara tersebut membalikkan realisasi APBN menjadi surplus Rp 4,3 triliun hingga April 2025. Surplus anggaran ini sekitar 0,02% dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI.

