Rp115 Triliun! Real Madrid Jadi Perusahaan Sepak Bola Paling Bernilai di Dunia
LONDON, investortrust.id – Real Madrid menjadi perusahaan sepak bola paling bernilai di dunia versi Football Benchmark. Los Blancos mengalahkan tim-tim besar lainnya macam Manchester City, Manchester United, Barcelona, hingga Bayern Muenchen.
Real Madrid mengakhiri musim kompetisi 2024/2025 dengan kekacauan luar biasa. Los Blancos kehilangan gelar La Liga dan Liga Champions, serta gagal di Copa del Rey dan Supercopa de Espana. Los Blancos juga menderita kekalahan empat kali dari Barcelona pada El Clasico di tiga ajang.
Pada akhir musim, Real Madrid juga harus merelakan pelatih legendarisnya, Carlo Ancelotti, pergi. Carletto terbang ke Amerika Selatan untuk menukangi tim nasional Brasil.
Baca Juga
Lautaro Martinez Janji Bantu Simone Inzaghi Juara Liga Champions

Meski gagal total di berbagai ajang, Real Madrid tetap memiliki reputasi mentereng. Berdasarkan penelitian Benchmark’s Football, Los Blancos tercatat sebagai perusahaan sepak bola paling bernilai di dunia. Klub Spanyol itu punya valuasi perusahaan (EV) €6,278 miliar (Rp115 triliun).
Nilai ini didapatkan dari berbagai sektor usaha Real Madrid. Salah satu yang paling signifikan adalah dampak renovasi Estadio Santiago Bernabeu. Stadion ini menjadi kontributor utama terhadap rekor pendapatan operasional yang melampaui €1 miliar (Rp18,8 triliun) pada musim 2023/2024.

Real Madrid unggul dari beberapa klub kaya Eropa lainnya. Sebut saja Manchester City dan Manchester United yang sekarang melampaui ambang batas €5 miliar (Rp92 triliun). Mereka juga unggul dari Barcelona dengan €4,459 miliar (Rp82 triliun).

Selain itu, dalam 10 besar, Arsenal menonjol dengan peningkatan 29%. Tapi, dalam hal peningkatan persentase, Aston Villa memimpin dalam pertumbuhan dengan 42%, diikuti Real Sociedad (35%) dan Eintracht Frankfurt (32%).

Sejak laporan perdana Football Benchmark pada 2016, EV agregat dari 32 klub teratas telah meningkat lebih dari dua kali lipat mencapai €64,7 miliar (Rp1.190 triliun) pada 2025. Pertumbuhan ini telah didorong oleh peningkatan pendapatan (CAGR) 6,2%. Sumbernya berasal dari pendapatan komersial dan peningkatan berkelanjutan.
Secara khusus, regulasi “keberlanjutan keuangan” dari UEFA yang baru, dan standar perizinan domestik yang lebih ketat, telah memainkan peran penting dalam meningkatkan minat investor.

Sayanganya valuasi yang dimiliki tidak berbanding lurus dengan hasil bersih agregat dari 32 klub teratas yang masih negatif. Sebagian besar karena biaya skuad tumbuh lebih cepat daripada pendapatan operasional selama dekade terakhir.
Faktanya, rasio biaya skuad terhadap pendapatan rata-rata telah menurun dari 95% pada 2023 menjadi 82% pada 2025. Peningkatan lebih lanjut diharapkan terjadi setelah berakhirnya musim 2024/2025, yang didukung oleh format baru Liga Champions.
Baca Juga
Brescia Dikurangi 4 Poin, Sampdoria Lawan Salernitana di Play-off Degradasi

🚀The 10th edition of Football Benchmark’s annual Football Clubs’ Valuation: The European Elite report is out now, ranking the 32 most prominent clubs by enterprise value and reflecting on a decade of growth in European club football.
— Football Benchmark (@Football_BM) May 29, 2025
👉 https://t.co/56gSHt3J5s pic.twitter.com/0e25qwtI08

