Gelar Kegiatan Urban Farming, Ewindo Dorong Generasi muda Konsumsi Sayuran Sejak Dini
JAKARTA, investortrust.id – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025 yang jatuh pada tanggal 2 Mei, PT East West Seed Indonesia (Ewindo), menggelar kegiatan urban farming bersama 1.000 siswa dan 100 guru di UPTD SMPN 12 Tangerang Selatan, Banten, dengan menanam berbagai jenis sayuran di lahan pekarangan sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi generasi muda mengenai pentingnya konsumsi sayuran untuk kesehatan, menghijaukan lingkungan, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pertanian dalam mendukung kehidupan yang berkelanjutan.
Dengan tema "Berkebun di Sekolah, Menciptakan Generasi Peduli Pangan dan Lingkungan", para siswa diajak langsung bercocok tanam dengan menggunakan benih sayuran unggul berkualitas seperti Bayam MAESTRO F1, Kangkung BANGKOK F1, Pakchoy NAULI F1, dan Bayam Merah MIRA. Sayuran daun ini adalah tanaman yang relatif mudah dan sederhana untuk dapat dibudidayakan.
“Kegiatan ini adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk secara berkelanjutan mendorong konsumsi sayuran sejak dini. Memasuki usia kami yang ke-35 tahun, kami semakin optimistis dengan kolaborasi multi pihak konsumsi sayuran di Indonesia akan terus meningkat dan mendorong terciptanya generasi mendatang yang kuat dan sehat,” tutur Faisal Reza, Senior GM HR & Corporate Secretary EWINDO dalam siaran pers dikutip Sabtu (3/5/2025).
Sepanjang tahun 2024 lalu, Ewindo telah melakukan edukasi mengenai pentingnya bercocok tanam dan konsumsi sayuran yang menjangkau 30 sekolah dan 3.296 siswa. Kegiatan ini juga menjangkau siswa berkebutuhan khusus di antaranya bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) D YBMU Baleendah Bandung, Jawa Barat yang dilakukan secara berkelanjutan. Inisiatif tersebut saat ini telah mendorong sekolah-sekolah lain di sekitarnya untuk juga melakukan kegiatan bercocok tanam, yang pada akhirnya diharapkan bisa meningkatkan konsumsi sayuran.
Baca Juga
Seperti diketahui, Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan rendahnya tingkat konsumsi sayuran. Rata-rata konsumsi sayuran masyarakat Indonesia berkisar 151,8 gram per orang per hari, masih jauh di bawah angka yang direkomendasikan WHO, yaitu 250 gram/orang per hari. Kurangnya konsumsi sayur dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang, terutama bagi anak-anak usia sekolah yang berada dalam masa pertumbuhan.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini. Kami percaya bahwa membiasakan anak-anak menanam dan merawat sayuran sejak dini akan menumbuhkan rasa cinta terhadap makanan sehat dan lingkungan. Mereka tidak hanya belajar tentang gizi, tapi juga nilai-nilai tanggung jawab, kesabaran, dan pentingnya menjaga alam. Saya sangat mendukung kegiatan urban farming di sekolah karena program ini tidak hanya memperindah lingkungan sekolah, tetapi juga memberikan nilai edukatif bagi siswa. Urban farming melatih siswa untuk peduli lingkungan, membantu mendorong ketahanan pangan, serta membangun karakter tanggung jawab dan kerja sama. Ini sejalan dengan visi pendidikan karakter yang ingin kami tanamkan di sekolah,” ujar Mulmiswariyanti, Kepala UPTD SMPN 12 Tangerang Selatan.
Baca Juga
Cerita BRInita, Kelompok Dasawisma di Palembang Sulap TPS Liar Jadi Urban Farming Bernilai Ekonomis
Urban farming di lingkungan sekolah menjadi langkah nyata untuk menciptakan ruang hijau yang produktif. Selain memperindah lingkungan, kegiatan ini juga menjadi sarana edukatif yang menyenangkan. Anak-anak diajak mengenal jenis-jenis sayuran, teknik budidaya yang ramah lingkungan, hingga manfaat konsumsi hasil panen mereka sendiri.
“Saya sangat senang ada acara urban farming ini dan bisa menularkan bercocok tanam ke teman serta adik kelas. Saya juga senang menanam sayur, kalau panen bisa diolah dan dikonsumsi. Kegiatan ini membuat saya ingin mengeksplor lagi metode penanaman lain untuk sayuran supaya menjaga lingkungan tetap hijau dan tanah tetap sehat. Nanti kalau sudah masuk SMA, saya juga ingin meneruskan sekolah di SMA yang ada kegiatan berkebunnya," ujar Isna salah satu siswa SMPN 12 Tangerang Selatan.
Berdasarkan sejumlah riset kegiatan berkebun di sekolah telah terbukti meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sains dan dapat meningkatkan prestasi akademik mereka. Misalnya, siswa yang terlibat dalam program kebun sekolah menunjukkan peningkatan dalam pelajaran sains dan membaca. Selain itu, berkebun dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus, serta meningkatkan konsentrasi dan fokus. Kegiatan ini juga dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional anak-anak. Bahkan, siswa yang terlibat dalam pelajaran di kebun sekolah menunjukkan perilaku sosial yang lebih baik dibandingkan dengan pelajaran di kelas biasa.

