Wall Street Lanjutkan Tren Positif Didorong Optimisme Perundingan AS-China
NEW YORK, investortrust.id – Pasar saham Amerika Serikat mencatat reli lanjutan pada perdagangan Selasa waktu AS atau Rabu (11/6/2025). Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak kenaikan sesi ketiga berturut-turut. Harapan terhadap hasil positif dari negosiasi dagang AS–Tiongkok di London menjadi motor utama pergerakan pasar, didukung kinerja solid sektor teknologi dan laporan keuangan emiten.
Baca Juga
Trump Pastikan Perundingan Lanjutan AS-China Digelar di London
Indeks S&P 500 ditutup naik 0,55% di level 6.038,81, sedangkan Nasdaq menambahkan 0,63% ke 19.714,99. Dow Jones Industrial Average juga menguat 105 poin ke 42.866,87, menandai suasana pasar yang konstruktif di tengah ketidakpastian tarif.
Perundingan dagang antara Washington dan Beijing masih berlangsung hingga Selasa malam waktu London, dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyampaikan optimisme hati-hati.
“Saya pikir perundingannya berjalan sangat, sangat baik. Kami benar-benar mencurahkan waktu, tenaga, dan perhatian penuh – semua orang fokus dan bekerja erat,” ujar Lutnick kepada media.
Investor menanti sinyal konkret dari meja perundingan, terutama terkait pengurangan tarif yang dapat membuka jalan bagi stabilitas perdagangan global. Bulan lalu, kedua negara sepakat memangkas bea masuk sementara, membuka ruang optimisme baru bagi pasar.
Baca Juga
Terobosan Perang Dagang: AS-China Sepakat Pangkas Tarif Selama 90 Hari
Reli saham bulan ini juga ditopang oleh penguatan saham teknologi, terutama yang terkait sektor kecerdasan buatan.
“Secara teknikal, saham-saham telah menembus level kunci dan kembali ke jalur penguatan,” kata Jay Woods, Kepala Strategi Global Freedom Capital Markets, seperti dikutip CNBC.
“Pergerakan saham teknologi kini mengarah ke posisi tertinggi sebelumnya, dan bahkan koreksi tampaknya hanya menjadi titik masuk strategis dari sisi risiko dan imbal hasil,” tambahnya.
Namun, tidak semua pelaku pasar optimistis. Sebagian melihat risiko lanjutan dari kebijakan tarif terhadap tekanan harga.
“Meski gambarannya belum sepenuhnya jelas, tarif yang dapat ditegakkan tetap ada,” ujar Mark Malek, Chief Investment Officer di Siebert Financial.
“Federal Reserve khawatir efek inflasi sesungguhnya belum sepenuhnya terlihat. Sektor otomotif, pakaian, dan makanan kemungkinan menjadi indikator awal inflasi akibat tarif,” tuturnya.
Baca Juga
Risalah FOMC: Pejabat The Fed Waspadai Dampak ‘Tarik Ulur’ Tarif Trump
Pasar kini bersiap menyambut hasil lanjutan dari negosiasi dagang serta pernyataan resmi dari The Fed mengenai respons terhadap prospek inflasi dan dinamika global yang berkembang.

