Puluhan Terluka dalam Tabrakan di Liverpool, Polisi Sebut Bukan Aksi Teror
LONDON, investortrust.id – Kepolisian Inggris memastikan bahwa insiden tabrakan yang terjadi di Water Street, Liverpool, pada Senin malam tidak memiliki unsur terorisme. Dalam konferensi pers yang digelar segera setelah kejadian, Wakil Kepala Polisi Merseyside Jenny Sims menyebut peristiwa tersebut sebagai “sesuatu yang mengerikan” dan menyatakan simpati mendalam terhadap para korban.
Baca Juga
Uni Eropa dan Inggris Beri Sanksi Rusia Tanpa Menunggu Trump
Insiden terjadi ketika sekelompok besar pendukung Liverpool tengah merayakan kemenangan klub mereka dalam Liga Premier di pusat kota. Sebuah kendaraan yang dikendarai pria berusia 53 tahun tiba-tiba menabrak kerumunan pejalan kaki. Investigasi lebih lanjut mengenai motif dan kondisi pengemudi masih berlangsung.
“Seorang pria berusia 53 tahun diyakini sebagai pengemudi kendaraan. Kami terus menyelidiki latar belakang kejadian ini, namun dapat kami tegaskan saat ini bahwa tidak ada indikasi tindakan terorisme,” ujar Sims, dikutip dari Antara, Selasa (27/5/2025).
Layanan Ambulans North West mengonfirmasi bahwa total 27 orang dilarikan ke rumah sakit, dengan dua di antaranya mengalami luka serius, termasuk seorang anak. Seorang paramedis yang secara kebetulan berada di lokasi turut tertabrak namun tidak mengalami luka parah.
“Kami memberikan respons cepat di lokasi. Para dokter dan tim medis kami bekerja luar biasa di tengah situasi sulit,” ujar David Kitchen, perwakilan dari Layanan Ambulans North West.
Dari pihak pemadam kebakaran, Kepala Dinas Merseyside Nick Searle mengungkapkan bahwa empat orang—termasuk seorang anak—sempat terjebak di bawah kendaraan. “Ketiganya berhasil kami evakuasi dan langsung dibawa ke ambulans,” ujarnya.
Insiden ini mengingatkan publik pada peristiwa tragis musim panas lalu di Southport, di mana serangan penusukan di kelas tari anak-anak menewaskan tiga gadis kecil. Keterlambatan informasi saat itu menciptakan kekosongan yang cepat diisi oleh disinformasi online, memicu kerusuhan yang menyebar secara nasional. Sejumlah akun sayap kanan bahkan sempat secara keliru menyalahkan komunitas migran Muslim.
Axel Rudakubana, 18 tahun, warga kelahiran Cardiff, kemudian didakwa atas pembunuhan tersebut. Namun, persepsi publik yang sudah terlanjur terbentuk akibat berita palsu memicu kerusuhan besar di berbagai wilayah.
Mengacu pada pengalaman tersebut, aparat keamanan Inggris tampaknya kini mengadopsi pendekatan komunikasi yang lebih cepat dan transparan. Langkah ini dinilai penting untuk menekan potensi spekulasi publik dan menjaga stabilitas sosial, terutama menjelang musim panas yang sering kali disertai ketegangan sosial di wilayah urban.
Baca Juga
Trump Ungkap Kesepakatan Dagang AS-Inggris, Pertahankan Tarif Dasar 10%
Pendekatan ini juga menjadi indikator penting tentang bagaimana otoritas Inggris mencoba menjaga kredibilitas kelembagaan di tengah arus informasi yang semakin tidak terkendali.

