Hadiri APEC MRT 2025, Mendag Harap Ada Solusi bagi Tantangan Perdagangan Global
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menghadiri Sesi Pembukaan Pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC Ministers Responsible for Trade, atau APEC MRT) 2025 di Jeju, Korea Selatan.
Ada tiga isu utama yang akan dibahas, yaitu inovasi perdagangan menggunakan kecerdasan buatan, sistem perdagangan multilateral, dan perdagangan berkelanjutan.
"Kami harap APEC MRT 2025 akan berjalan konstruktif. Kami juga berharap, APEC MRT akan menghasilkan berbagai solusi dan gagasan dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini,” kata Mendag Budi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/5/2025).
Dalam pertemuan APEC MRT sesi pertama mengusung tema "Inovasi Kecerdasan Buatan untuk Fasilitasi Perdagangan". Pada sesi tersebut, Mendag Budi mengatakan, berkembangnya kecerdasan buatan dan teknologi digital semakin menuntut para Ekonomi APEC menjembatani kesenjangan pembangunan antar-Ekonomi.
"Indonesia percaya bahwa di masa depan perdagangan digital yang adil dan berkelanjutan hanya dapat terwujud melalui tindakan kolektif yang dilandasi oleh semangat kerja sama dan nilai-nilai bersama," ungkapnya.
Baca Juga
Ketum Kadin Anindya Sebut Indonesia Punya Peran Strategis Jaga Keseimbangan Perdagangan Global
"Kita dapat memastikan manfaat perdagangan digital dapat diakses merata oleh seluruh lapisan masyarakat di kawasan. Upaya ini diwujudkan melalui inovasi, kolaborasi, dan kebijakan yang berprinsip,” tambah Mendag Budi.
Ia juga menyampaikan, upaya APEC mengatasi kesenjangan pembangunan dapat ditempuh dengan investasi yang berkelanjutan dalam infrastruktur digital, pertukaran praktik terbaik, pelaksanaan program peningkatan kapasitas secara terarah, serta pengembangan keterampilan digital bagi tenaga kerja di seluruh kawasan.
"Pada saat yang sama, APEC juga diharapkan dapat terus memimpin dalam pembentukan kerangka regulasi yang adil, adaptif, dan berpandangan ke depan; menjaga iklim persaingan usaha yang sehat; serta mendorong penyederhanaan prosedur fasilitasi perdagangan demi mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” paparnya.

