Prabowo Tegaskan Rakyat Palestina Butuh Tindakan Nyata, Bukan Resolusi
JAKARTA, investortrust.id - Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan, rakyat Palestina saat ini membutuhkan keberpihakan dan tindakan nyata dari negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidatonya saat pembukaan Sidang Ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Konferensi Persatuan Parlemen negara-negara OKI di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Prabowo kembali menyerukan pernyataan yang telah disampaikannya saat berbicara di hadapan parlemen Turkiye dalam acara Antalya Diplomacy Forum (ADF) di Nest Convention Center, Antalya, Turkiye, pada 11 April 2025 lalu. Saat itu, Prabowo menekankan komitmen bangsa Indonesia untuk tidak pernah surut dan tidak pernah berhenti membela hak rakyat Palestina untuk merdeka. Prabowo menyerukan parlemen negara-negara OKI tidak sekadar berdiskusi dan menyusun resolusi, tetapi juga melakukan tindakan yang nyata bagi rakyat Palestina.
"Saya ulangi kembali di forum ini. Sudah tiba waktu jangan kita sekadar berdiskusi. Jangan menyusun resolusi-resolusi lagi. Rakyat Palestina terlalu lama menjadi korban. Rakyat Palestina membutuhkan suatu keberpihakan, suatu tindakan yang nyata," tegas Prabowo.
Baca Juga
Di Balik Layar PUIC ke-19, Puan Galang Solidaritas Global dan Soroti Isu Palestina
Prabowo menegaskan, Indonesia akan terus berdiri bersama Palestina. Prabowo meyakini, perjuangan Palestina merdeka akan semakin kuat jika negara-negara Islam yang mewakili seperempat populasi dunia dapat bersatu dan mengatasi perbedaan serta rivalitas yang ada.
"Marilah kita atasi perbedaan kita, marilah kita atasi kecurigaan kita, marilah kita atasi rivalitas di antara kita, marilah kita lihat hal-ha; yang penting, yaitu keselamatan umat Islam. marilah kita melihat masa depan peradaban Islam," katanya.
Baca Juga
Dalam kesempatan ini, Kepala Negara menekankan, Islam pernah memimpin dunia dalam peradaban, sains, dan teknologi. Negara-negara Islam harus kembali merebut sains dan teknologi untuk kesejahteraan rakyat masing-masing negara.
"Tidak mungkin kita kuat, kalau rakyat kita miskin. tidak ada negara miskin yang kuat. Untuk itu kita harus keluar dari kemiskinan, kita harus berjuang untuk mengangkat rakyat kita dari kemiskinan dan untuk itu dibutuhkan pemerintah yang bersih. Hanya dengan pemerintahan yang bersih kita bisa mencapai kemakmuran," katanya.

